MAKA NIKMAT RABBMU MANAKAH YANG KAU DUSTAKAN

"Milik-Nyalah pembendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yg Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu" Qs Asy-Syura' :12

KENIKMATAN TERINDAH ADALAH KETIKA DAPAT MELIHAT WAJAH ALLAH

"Allah menggembirakan mereka dengan menurunkan rahmat, kridoan dan syurga, mereka mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya" Qs At-Taubah:21

KENIKMATAN DUNIA HANYA SEMENTARA

"Ketauilah, sesungguhnya kehidupasn dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan....."Qs Al-Hadd:20

SYUKURI SEGALA NIKMAT YANG ALLAH BERIKAN

"Dan golongan kanan, alangkah muliannya golongan kanan itu. (mereka) berada diantara pohon bidara yang tidak berduri(jannah)..."Qs Al-Waqiah:27-28

TIDAKKAH SURGA MENGGIURKAN UNTUKMU??

"Didalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik dan jelita. Maka nikmat Rabbu yang manakah yang engkau dustakan" Qs Ar-Rahman:70-71

Tuesday 30 July 2013

Peran Komputer dalam Penemuan Obat

Membawa senyawa kimia dari aras ide menjadi obat yang beredar di pasar merupakan proses yang membutuhkan sekitar rata-rata 800 juta US dollar menurut catatan yang disampaikan DiMasi dkk. (2003). Biaya yang sangat besar tentunya, apalagi dikaitkan dengan kemampuan ekonomi negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Strategi dan upaya yang efektif dan ekonomis diperlukan untuk membawa Indonesia juga turut diperhitungkan dalam penemuan obat.
Tawaran yang menarik akhir-akhir ini adalah pemanfaatan komputer sebagai alat bantu dalam penemuan obat. Kemampuan komputasi yang meningkat eksponensial merupakan peluang untuk mengembangkan simulasi dan kalkulasi dalam merancang obat. Komputer menawarkan metode in silico sebagai komplemen metode in vitro dan in vivo yang lazim digunakan dalam proses penemuan obat. Terminologi in silico, analog dengan in vitro dan in vivo, merujuk pada pemanfaatan komputer dalam studi penemuan obat.
Mengapa dikatakan menarik? Alasan utamanya adalah efisiensi biaya. Sebagai ilustrasi akan disampaikan perbandingan penemuan obat secara konvensional dan dengan bantuan komputer ketika ditemukan suatu senyawa A dalam tanaman Z yang diduga aktif sebagai senyawa antikanker dengan menghambat enzim X, suatu enzim yang sudah diketahui strukturnya secara kristalografi:
  1. Konvensional
    Secara konvensional yang bisa dilakukan adalah mensintesis turunan dan analog senyawa A dan diujikan dalam enzim X sampai ditemukan benerapa senyawa yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pada senyawa-senyawa potensial tersebut dilakukan uji lanjutan dan secara alami senyawa-senyawa tersebut dapat berguguran dan tidak sampai ke pasar karena terbentur beberapa masalah pada uji lanjutan, misal didapati toksis. Kemudian dilakukan skrining lagi dari tanaman yang secara empiris dilaporkan mengobati kanker.
  2. Dengan bantuan komputer (Computer-aided drug discovery; CADD)
    Di lain pihak, keberadaan sebuah komputer pribadi dilengkapi dengan aplikasi kimia komputasi yang memadai ditangan ahli kimia komputasi medisinal yang berpengalaman dapat menayangkan senyawa A secara tiga dimensi (3D) dan melakukan komparasi dengan senyawa lain yang sudah diketahui memiliki aktivitas tinggi, misal senyawa B. Berdasarkan komparasi 3D dilengkapi dengan perhitungan similaritas dan energi, memberikan gambaran bagian-bagian dan gugus-gugus potensial yang dapat dikembangkan dari senyawa A (pharmacophore query). Kemudian berbagai senyawa turunan dan analog disintesis secara in silico alias digambar sesuai persyaratan aplikasi komputer yang digunakan (Untuk selanjutnya disebut senyawa hipotetik). Hal ini jelas jauh lebih murah daripada sintesis yang sebenarnya. Keberadaan data struktur 3D enzim X akan sangat membantu. Aplikasi komputer dapat melakukan studi interaksi antara senyawa-senyawa hipotetik dengan enzim X secara in silico pula. Dari studi ini dapat diprediksi aktivitas senyawa-senyawa hipotetik dan dapat dilakukan eliminasi senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas rendah. Sebelum diusulkan untuk disintesis, senyawa-senyawa hipotetik tersebut dengan diprediksi toksisitasnya secara in silico dengan cara melihat interaksinya dengan enzim-enzim yang bertanggung jawab pada metabolisme obat. Dari beberapa langkah in silico tersebut, dapat diusulkan beberapa senyawa analog dan turunan senyawa A yang memang potensial untuk disintesis dan dikembangkan, atau mengusulkan untuk mengembangkan seri baru. Jumlah senyawa yang diusulkan biasanya jauh lebih sedikit dibandingkan penemuan obat secara konvensional.
Dalam hal ini komputer membantu untuk mereduksi jumlah senyawa yang diusulkan secara rasional dan diharapkan lebih efektif serta , membantu mempelajari interaksi obat dengan targetnya bahkan kemungkinan sifat toksis senyawa tersebut dan metabolitnya. Berdasar pengalaman penulis, dalam waktu satu tahun di Indonesia dikarenakan kurang pengalaman (dan starting material tidak dapat ditemui di agen lokal, harus impor dan butuh waktu tiga bulan jika ada stoknya; alat untuk elusidasi struktur sangat jarang dan andaikan ada pun sering tidak dalam kondisi dapat digunakan,) rata-rata hanya mampu melaporkan sintesis 3 senyawa sederhana. Peran komputer dalam hal ini bagi negera berkembang dapat dioptimalkan.
Berdasarkan ilustrasi di atas dapat disarikan dua metode yang saling melengkapi dalam penggunaan komputer sebagai alat bantu penemuan obat, yaitu: (i) berdasarkan senyawa yang diketahui berikatan dengan target atau biasa disebut ligand, (rancangan obat berdasarkan ligand; ligand-based drug designi(LBDD)) dan (ii) berdasarkan struktur target baik berupa enzim maupun reseptor yang bertanggung jawab atas toksisitas dan aktivitas suatu senyawa di dalam tubuh (rancangan obat berdasarkan struktur target; structure-based drug design(SBDD)).
LBDD memanfaatkan informasi sifat fisikokimia senyawa-senyawa aktif sebagai landasan mendesain senyawa baru. Tiga metode LBDD yang lazim digunakan adalah pharmacophore discovery dan hubungan kuantitatif struktur-aktivitas/quantative structure-activity relationship (HKSA/QSAR), dan docking studies. Pharmacophore discovery yaitu metode mencari kesamaan sifat fisikokimia antara lain sifat elektronik, hidrofobik dan sterik dari senyawa-senyawa yang dilaporkan aktif kemudian dibangun suatu bagian 3D yang menggabungkan sifat gugus-gugus maupun bagian senyawa yang diduga bertangung jawab terhadap aktivitasnya (pharmacophore). Adapun QSAR memadukan statistika dengan sifat fisikokimia senyawa yang dapat dikalkulasi dengan bantuan komputer guna menurunkan suatu persamaan yang dapat digunakan memprediksi aktivitas suatu senyawa
Struktur protein target dapat dimodelkan dari data yang diperoleh struktur kristalnya maupun hasil analisis nuclear magnetic resonance NMR) maupun data genomic (bioinformatics). Struktur protein hasil kristalografi dapat diakses di www.rscb.org. SBDD memanfaatkan informasi dari struktur protein target guna mencari sisi aktif protein yang berikatan dengan senyawa. Berdasarkan prediksi sisi aktif dapat dirancang senyawa yang diharapkan berikatan dengan protein target tersebut dan memiliki aktivitas biologis.
Dengan memanfaatan informasi dari struktur target maupun sifat fisikokimia ligand dapat dilakukan skrining uji interaksi senyawa-senyawa yang diketahui aktif (ligand) pada prediksi sisi aktif protein. Berdasarkan informasi yang diperoleh dirancang senyawa baru yang diharapkan lebih poten dari senyawa-senyawa yang ada. Hal ini juga digunakan untuk studi interaksi ligand dengan protein targetnya. Salah satu kelemahan docking studies dalam untuk studi interaksi adalah asumsi struktur protein yang kaku, yang tidak memfasilitasi efek induced-fit dari interaksi protein dengan ligand-nya. Fleksibilitas protein dan interaksinya dengan suatu senyawa dapat dianalisis dengan mengaplikasikan Molecular Dynamics (MD), simulasi yang melihat perubahan struktur suatu senyawa terhadap waktu berdasarkan parameter-parameter tertentu.
Permasalahan utama untuk pemanfaatan komputer ini adalah keberadaan aplikasi kimia komputasi yang memadai dan lengkap. Salah satu aplikasi kimia komputasi yang cukup memadai untuk penemuan obat adalah Molecular Operating Environment (MOE) yang dikembangkan Chemical Computing Group (www.chemcomp.com). MOE selain menawarkan fasilitas yang cukup lengkap juga user-friendly sehingga cocok digunakan dalam pembelajaran. Hanya saja aplikasi kimia komputasi yang user-friendly biasanya mahal sehingga alasan efisiensi biaya tidak lagi relevan. Sebagai informasi, biaya lisensi untuk penggunaan akademis (non komersial) sekitar 2000 US dollar pertahun. Namun demikian di era open source ini semakin banyak aplikasi-aplikasi kimia komputasi berbasis open source maupun yang menawarkan free academic license (Geldenhuys dkk., 2006). Hanya saja aplikasi-aplikasi tersebut seringkali tidak user-friendly dan untuk memanfaatkannya membutuhkan kemampuan komputer yang lebih dalam, seperti menguasai LINUX-based operating system dan command line editor bawaan masing-masing aplikasi. Selain tidak user-friendly, aplikasi-aplikasi tersebut seringkali fokus pada satu topik sehingga tidak cukup lengkap digunakan secara komprehensif. Beberapa contoh aplikasi-aplikasi yang tersedia secara gratis untuk tujuan nonkomersial: NAMD (http://www.ks.uiuc.edu/Research/namd/) , sebuah aplikasi untuk Molecular Dynamics; Visual molecular dynamics (VMD; http://www.ks.uiuc.edu/Research/vmd/) untuk visualisasi molekul baik tunggal maupun trajectory hasil studi Molecular Dynamics; ArgusDock (www.arguslab.com) untuk docking analisis; GAMESS (www.uiowa.edu/~ghemical/gtk-gamess.shtml) untuk minimisasi energi; dan ACD/labs ChemSkecth (www.acdlabs.com) untuk menggambar struktur kimia.
Dengan berbagai data sintesis dan uji aktivitas yang telah dilakukan banyak peneliti yang telah dipublikasikan baik di Indonesia maupun internasional serta data struktur protein yang dapat mudah diakses, berpartisipasi dalam penemuan obat secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan CADD merupakan salah satu peluang yang layak dipertimbangkan untuk ditekuni lebih lanjut.
Daftar Pustaka:
DiMasi, J.A., et al (2003) The price of innovation: new estimates of drug development costs. J. Health. Econ., 22, 151-185
Geldenhuys, W,J., et al (2006) Optimizing the use of open-source software applications in drug discovery. DDT, 11 (3/4), 127-132

Aplikasi penapisan maya untuk identifikasi senyawa aktif dalam tanaman obat

“All models are wrong but some are useful”, ungkap Statistician George E.P. Box sekitar dua puluh lima tahun yang lalu. Hal ini semakin disadari kini ketika perkembangan teknologi informasi dan komunikasi meningkat secara eksponensial. Pemodelan molekul atau kimia komputasi sangat terbantu dalam hal ini. Beberapa model dan pendekatan, khususnya dalam rancangan obat, telah dikembangkan dan terbukti bermanfaat dalam menghadirkan obat ke pasar guna mengatasi masalaha kesehatan masyarakat. Pembahasan terkait hal ini silakan membaca kembali tulisan ini (Peran Komputer dalam penemuan obat) dan ini (Inhibitor Protein Dipeptidyl Peptidase-4, Generasi Baru Obat Antidiabetes).
Dalam kaitannya dengan tanaman obat, pendekatan penapisan maya (virtual screening) dapat digunakan dalam mengidentifikasi senyawa-senyawa aktif dengan target tertentu. Penapisan maya merupakan penapisan menggunakan protokol tervalidasi yang biasanya bergantung pada docking maupun kemiripan farmakofor. Seringkali statistik digunakan untuk menilai “kebermanfaatan” dan akurasi protokol penapisan maya. Docking merupakan pendekatan berbasis struktur (dan atau kompleks ligan-protein), sementara kemiripan farmakofor merupakan pendekatan berbasis ligan. Kompleks ligan-protein dapat diakses di Protein Data Bank (www.pdb.org) sementara database ligan teruji, baik aktif maupun inaktif, salah satunya bisa diakses di ChEMBL. Kata kunci dari penapisan maya adalah validasi. Salah satu sumber data untuk validasi untuk beberapa target molekuler protein disediakan di a directory of useful decoys (DUD). Setelah memiliki protokol penapisan maya yang validitasnya diketahui, maka dapat dilakukan uji terhadap senyawa apapun, baik yang tersedia maupun hipotetis, termasuk senyawa-senyawa yang diidentifikasi dalam tanaman obat.
Salah satu contoh praktis dapat dilihat di bagan di bawah ini.

Di bagan tersebut diambil contoh identifikasi senyawa aktif inhibitor enzim siklooksigenase-2 (COX-2) dalam temu lawak. Data senyawa dalam temu lawak diambil dari basis data yang dikembangkan dan dimaintain oleh Dr. Duke. Senyawa-senyawa tersbut diuji secara virtual dengan protokol tervalidasi untuk identifikasi senyawa-senyawa penghambat COX-2. Dari prosedur ini didapat beberapa senyawa yang secara sinergi memberikan potensi pada temu lawak sebagai inhibitor COX-2, salah satunya adalah monodesmethoxycurcumin. Informasi lebih lengkap terkait bagan ini akan disampaikan pada “The 2nd International Symposium on Temulawak Utilization and Application of Curcuma xanthorrhiza through Scientific and Technological Approach toward Better and Healthy Life“, IPB International Convention Center (IICC), 24-29 Mei 2011.
Tulisan di atas merupakan salah satu pemanfaatan pemodelan molekul, khususnya penapisan maya dalam pengembangan tanaman obat. Pendekatan pemodelan molekul pada dasarnya memanfaatkan sifat fisika atom-atom dan interaksinya dalam sistem untuk memprediksi sifat-sifat sistem tersebut. Dalam pengembangan obat alam, salah satu tantangan lain adalah formulasi yang optimal. Bagaimana peran pemodelan molekul dalam hal ini? Pendekatan simulasi dinamika molekul diharapkan menjadi komplemen yang dapat diandalkan. Terkait hal ini, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta berkolaborasi dengan The Institute for Molecular Modeling and Simulation, University of Natural Resources and Life Sciences, Vienna – Austria menyelenggarakan Short Course and Workshop bertajuk Biomolecular Simulation pada 25-27 Juli 2011 (Batch I) dan 28-30 Juli 2011 (Batch II).
Semakin menyebarnya pengetahuan dan pengguna pendekatan pemodelan molekul di Indonesia semoga dapat mempercepat laju modernisasi obat alami Indonesia.

Monday 29 July 2013

Inhibitor Protein Dipeptidyl Peptidase-4, Generasi Baru Obat Antidiabetes

Sitagliptin (JANUVIATM) dan Vildagliptin (GALVUSTM) telah hadir dan memberikan harapan baru bagi penderita diabetes (diabetesi).1,2 Karena obat antidiabetes generasi baru tersebut menjadikan protein Dipeptidyl Peptidase-4 (DPP4) sebagai target mekanisme aksinya, hal ini sekaligus merupakan validasi bahwa DPP4 sebagai target potensial untuk pengembangan obat diabetes baru. Sebagai pemodel molekul, keberadaan struktur kristal DPP4, baik tanpa maupun dengan inhibitor, yang dapat diakses secara gratis di www.pdb.org, merupakan hal terkait yang menarik untuk ditindaklanjuti.

Hari Kamis, 16 Oktober 2008, harian kompas memuat artikel tentang GALVUSTM di Indonesia yang dipasarkan oleh PT DEXA MEDICA.2 Sebagai inhibitor DPP4, GALVUSTM merupakan obat kedua yang diluncurkan ke pasar, setelah JANUVIATM. Dengan menghambat DPP4, kedua obat ini menghambat degradasi hormon inkretin yang berfungsi mengatur dan mengontrol glukosa darah.3 Interaksi antara senyawa analog sitagliptin dengan DPP4 sudah berhasil dikristalkan dan dipublikasikan serta dimanfaatkan untuk merancang obat baru oleh Biffu dan kawan-kawan.4 Hal ini menggembirakan sekaligus menjadi tantangan bagai para pemodel untuk merancang obat yang lebih baik lagi.

Sunday 28 July 2013

Keutamaan I’tikaf Ramadhan

I’tikaf, secara bahasa, berarti tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Jadi, i’tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Beri’tikaf bisa dilakukan kapan saja. Namun, Rasulullah saw. sangat menganjurkan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Inilah waktu yang baik bagi kita untuk bermuhasabah dan taqarub secara penuh kepada Allah swt. guna mengingat kembali tujuan diciptakannya kita sebagai manusia. “Sesungguhnya tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu,” begitu firman Allah di QS. Az-Zariyat (51): 56.
Para ulama sepakat bahwa i’tikaf, khususnya 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, adalah ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah saw. Beliau sendiri melakukanya 10 hari penuh di bulan Ramadhan. Aisyah, Umar bin Khattab, dan Anas bin Malik menegaskan hal itu, “Adalah Rasulullah saw. beri’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan, pada tahun wafatnya Rasulullah saw. beri’tikaf selama 20 hari. Para sahabat, bahkan istri-istri Rasulullah saw., selalu melaksanakan ibadah ini. Sehingga Imam Ahmad berkata, “Sepengetahuan saya tak seorang ulama pun mengatakan i’tikaf bukan sunnah.”
“I’tikaf disyariatkan dengan tujuan agar hati beri’tikaf dan bersimpuh di hadapan Allah, berkhalwat dengan-Nya, serta memutuskan hubungan sementara dengan sesama makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah,” begitu kata Ibnu Qayyim.
Itulah urgensi i’tikaf. Ruh kita memerlukan waktu berhenti sejenak untuk disucikan. Hati kita butuh waktu khusus untuk bisa berkonsentrasi secara penuh beribadah dan bertaqarub kepada Allah saw. Kita perlu menjauh dari rutinitas kehidupan dunia untuk mendekatkan diri seutuhnya kepada Allah saw., bermunajat dalam doa dan istighfar serta membulatkan iltizam dengan syariat sehingga ketika kembali beraktivitas sehari-hari kita menjadi manusia baru yang lebih bernilai.

I'tikaf yang di syariatkan ada dua macam, yaitu:
1. I’tikaf sunnah, yaitu i’tikaf yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah. Contohnya i’tikaf 10 hari di akhir bulan Ramadhan.

2. I’tikaf wajib, yaitu i’tikaf yang didahului oleh nadzar. Seseorang yang berjanji, “Jika Allah swt. menakdirkan saya mendapat proyek itu, saya akan i’tikaf di masjid 3 hari,” maka i’tikaf-nya menjadi wajib.
Karena itu, berapa lama waktu beri’tikaf, ya tergantung macam i’tikafnya. Jika i’tikaf wajib, ya sebanyak waktu yang diperjanjikan. Sedangkan untuk i’tikaf sunnah, tidak ada batas waktu tertentu. Kapan saja. Bisa malam, bisa siang. Bisa lama, bisa sebentar.
Seminimal-minimalnya adalah sekejab. Menurut mazhab Hanafi, sekejab tanpa batas waktu tertentu, sekedar berdiam diri dengan niat. Menurut mazhab Syafi’i, sesaat, sejenak berdiam diri. Dan menurut mazhab Hambali, satu jam saja. Tetapi i’tikaf di bulan Ramadhan yang dicontohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam adalah selama 10 hari penuh di 10 hari terakhir.
Sumber: http://almadinahtour.com/2013/05/keutamaan-itikaf-ramadhan/

Obat Anti-Kanker dari Nanopartikel

Para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Brigham and Women’s Hospital menunjukkan bahwa mereka dapat mengantarkan obat kanker cisplatin jauh lebih efektif dan aman ke dalam sel tumor prostat dengan menggunakan enkapsulasi partikel yang hanya teraktivasi setelah mencapai sel target.
Dengan menggunakan partikel terbaru ini para ilmuwan berhasil menghilangkan sel tumor pada tikus percobaan dengan menggunakan hanya sepertiga dari jumlah cisplatin konvensional yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang sama. Hasil studi ini merupakan kabar baik karena dapat mengurangi efek samping dari cisplatin yang dapat merusak ginjal dan sistem syaraf. Studi mereka dipimpin oleh Professor Stephen Lippard dan telah diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
Pada tahun 2008 para peneliti telah mengetahui bahwa nanopartikel memiliki aktivitas tertentu terhadap pertumbuhan sel kanker. Sekarang nanopartikel ini menunjukkan hasil yang positif terhadap hewan dan besar kemungkinan akan berdampak serupa terhadap manusia, namun hal ini masih terus dikaji lebih lanjut untuk dilakukan tes terhadap manusia.
Cisplatin atau cis-diamindikloroplatina(II) (CDDP) merupakan jenis senyawa kompleks berbasis logam platinum (Pt) yang biasa digunakan sebagai obat untuk berbagai macam kanker seperti sarkoma, karsinoma (seperti kanker paru-paru dan ovarium), limfoma, dan tumor sel. Cisplatin merupakan anggota pertama jenis obat anti-kanker yang kini juga termasuk di dalamnya carboplatin dan oxyplatin. Obat ini digunakan oleh para dokter untuk mengobati kanker sejak akhir tahun 1970-an karena sifatnya yang dapat mengikat-silang (cross-linking) DNA sel kanker yang memicu kematian sel tersebut. Meskipun obat anti-kanker ini memiliki efek samping seperti kerusakan ginjal dan mual-mual, setengah dari penderita kanker di seluruh dunia yang melakukan kemoterapi menggunakan obat berbasis platina ini.
Masalah lainnya dari penggunaan cisplatin ini adalah waktu hidupnya yang sangat singkat dalam pembuluh darah. Hanya sekitar 1% dari dosis yang diberikan kepada pasien yang mempu mencapai DNA sel target, dan lebih dari setengahnya terekskresi setelah 1 jam pengobatan.
Untuk memperpanjang waktu sirkulasi dari cisplatin, para peneliti memutuskan untuk membungkus cisplatin dengan senyawa yang bersifat hidrofobik (menolak air). Pertama mereka memodifikasi obat, yang sejatinya bersifat hidrofilik (suka air), dengan dua unit asam heksanoat – sebuah fragmen organik yang hidrofobik. Hal tersebut memungkinkan cisplatin dapat terenkapsulasi dan baru aktif ketika telah mencapai sel target.
Dengan menggunakan pendekatan ini, lebih banyak obat yang mencapai tumor. Para peneliti menemukan bahwa obat nanopartikel ini tersirkulasi di dalam aliran darah selama 24 jam, sekitar 5 kali lebih lama dibanding obat yang tidak terenkapsulasi nanopartikel. Mereka juga menemukan bahwa lebih sedikit cisplatin yang terakumulasi dalam ginjal dibandingkan dengan cisplatin konvensional. Untuk membantu nanopartikel mencapai target, para peneliti juga melapisinya dengan molekul yang dapat berikatan dengan PSMA (prostate specific membrane antigen), suatu protein yang banyak ditemukan pada sel tumor prostat.
Setelah menunjukkan peningkatan waktu hidup obat nanopartikel dalam darah, para peneliti menguji keefektifan obat dengan mengobati tikus percobaan yang telah terimplan oleh tumor prostat manusia. Mereka menemukan bahwa ukuran sel kanker berkurang selama 30 hari sama seperti obat konvensional, tetapi dengan dosis hanya 30% dari yang biasanya.
Model obat nanopartikel ini dapat diaplikasikan dengan mudah ke berbagai macam obat anti-kanker, dan bahkan lebih dari satu jenis obat dalam satu enkapsulasi nanopartikel. Obat ini juga dapat didesain untuk jenis kanker lain selain kanker prostat, misalnya kanker payudara dengan menyesuaikan sel target dengan reseptor nanopartikel. Pengujian klinis pada manusia masih membutuhkan beberapa tahapan percobaan pada hewan dan dalam tiga tahun mendatang penemuan ini diharapkan sudah dapat digunakan oleh manusia.
Sumber :
Massachusetts Institute of Technology. “Delivering a potent cancer drug with nanoparticles can lessen side effects.” ScienceDaily 12 January 2011. 27 January 2011
<http://www.sciencedaily.com­ /releases/2011/01/110111133025.htm>.
http://en.wikipedia.org/wiki/Cisplatin

Tuesday 16 July 2013

Perekayasaan mikro bagi otot

Para ilmuwan Italia telah mengembangkan suatu model in vitro untuk memelajari physiopathology otot manusia yang dapat memberikan hasil masukan yang tinggi dan screening berbiaya rendah pada beberapa  terapi bagi penyakit otot genetis.
Duchenne muscular dystrophy (DMD) merupakan bentuk penyakit otot menyusut yang umum pada masa kanak-kanak, mempengaruhi satu dari 3500 kelahiran anak laki-laki, namun masih tidak diketahui pengobatan untuk penyakit ini. Beberapa model dengan menggunakan sel-sel hewan untuk memelajari perkembagan dan perbaikan otot telah digunakan akan tetapi Nicola Elvassore dan para koleganya dari University of Padova, sekarang ini telah merekayasa suatu kondisi kultur mikroskala dengan menggunakan jaringan manusia.
Sel-sel hewan tidak selalu langsung dapat mentransferkan pada kultur sel manusia, jelas Elvassore. ‘Suatu model in vitro pada manusia sangat mampu meningkatkan pemahaman physiology dan physiopathology manusia,’ tambahnya.
Pada kasus luka pada jaringan atau beberapa sel menjadi rusak, sel-sel progenitor dapat diaktifkan untuk menyembuhkan jaringan dengan suatu proses yang dikenal sebagai diferensiasi. Model dari Elvassore menyelidiki diferensiasi dari myoblast manusia, yang mendorong perkembangan serat-serat otot, untuk menilai beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan beberapa otot.
Tim ini mengkulturkan myoblasts yang diambil dari pasien DMD dan donor yang sehat pada suatu hydrogel terfungsionalisasi. Mereka menemukan pembarisan myoblasts kedalam beberapa jalur paralel yang dikombinasikan dengan penggunaan suatu protein adhesif yang mengembangkan fusi mereka kedalam serat otot yang fungsional. Serta, sel-sel yang sehat mengekspresikan protein dystrophin, yang menghubungkan serat otot pada matriks di sekitarnya, dan defisiensinya merupakan salah satu penyebab utama DMD. ‘Myotubes manusia yang mengeksprsikan dystrophin in vitro merupakan persyaratan pertama dan fundamental terhadap investigasi yang cepat pada kelayakan dan efisiensi beberapa terapi inovatif,’ kata Elvassore.
Elvassore menambahkan bahwa fleksibilitas teknologi ini dapat dengan mudah mengembangkan secara luas sistemnya pada penyakit genetis lainnya.
Bailey Fallon

Enzim memberi tenaga pada molekular yang logis

Sistem keamanan biomolekular yang dapat memberikan tenaga dengan sendirinya telah dikembangkan oleh para ilmuwan Amerika Serikat. Ini dapat digunakan untuk menyandikan informasi keuangan, militer dan informasi rahasia lainnya.
Pengembangan akhir-akhir ini pada bidang biopengkomputeran telah mengarahkan pada sistem biomolekular yang menggunakan informasi bahan kimiawi terhadap mimik elektronik digital. Saat sekarang ini Evgeny Katz dan timnya pada Clarkson University, Potsdam, telah mengambil suatu penelitian yang selangkah maju kedepan untuk membuat kunci keypad yang memberikan tenaga dengan sendirinya dengan menggunakan sel biobahan bakar.
Sistem biokatalis dibuat dari tiga enzim yang terkatalisasi pada langkah rekasi, jelas Katz. Beberapa enzim diterapkan sebagai sinyal input untuk memicu reaksi biokimiawi dan hanya pada saat diterapkan pada perintah yang tepat menghasilkan suatu reaksi riam dari zat tepung hingga asam gluconic. Formasi dari asam gluconic menghasilkan suatu perubahan pada pH, yang digunakan untuk mengubah seka polymer yang termodifikasi elektroda didalam suatu sel biobahan bakar yang terintegrasi pada sistem keypad. Pada pH yang lebih besar dari 5.5 seka poymer berada pada keadaan hidropobic yang tidak terprotonasi yang menghalangi rekasi elektrokimiawi namun saat pH menurunkan kelompok pyridine pada seka polymer terprotonisasi hingga membentuk lapisan tipis hidrophilic yang bermuatan arus positif yang memungkinkan  elektroda menjadi aktif secara elektrokimiawi.
Hanya kata sandi enzim yang benar dapat mengoperasikan sel biobahan bakar
Saat perintah yang benar dari enzim digunakan, larutan keasaman yang dihasilkan mengaktifkan katoda, menyalakan sel biobahan bakarnya, dimana menghasilkan suatu kenaikan pada aliran dan output tenaganya. Jika beberapa enzim ditambahkan pada perintah yang salah, maka sel biobahan bakar tidak diaktifkan. Hal ini memungkinkan sistem keamanan dioperasikan tanpa perlu adanya sumber tenaga eksternal seperti tenaga listrik yang dihasilkan saat ‘kata kunci’ enzim yang benar digunakan.
‘Ini merupakan contoh yang bagus tentang bagaimana molekular logis dan komputrerisasi berkembang,’ komentar A P de Silva, seorang ahli pada molekular berbasis logis dan pergantian molekular pada Queen’s University Belfast, Inggris.
Katz mengatakan bahwa sementara  pekerjaan ini menunjukkan bukti konsep ini, masih ada pekerjaan yang lebih banyak diperlukan untuk merekayasa alat chip microfluidic di dalam laboratorium yang dapat menemukan aplikasi yang jelas. Juga, hingga lebih dari 10 enzim dapat digunakan dan kebal terhadap komponen yang diketahui dapat ditambahkan untuk meningkatkan kekompleksan sistem ini.
Nicola Wise

Pendeteksian ultrasensitif bagi DNA

Para ilmuwan di Denmark telah mengembangkan suatu metode berbasis lipase dalam pendeteksian tentang kuantitas teramat kecil dari DNA, yang dapat digunakan dalam pengujian bakteri di dalam minuman bir.
Metode pendeteksian pada DNA yang sangat cepat dan sensitif mempunyai penggunaan berjangkauan luas dari diagnosis kanker dan penyakit hingga penseteksian bakteri berbahaya dalam minuman dan makanan. Metode sebelumnya bersandar pada metode optikal dan pre-amplifikasi sampelnya yang memakan waktu sangat banyak, yang karena kesensitifannya hingga seringkali memakan waktu beberapa minggu dan memerlukan perangkat yang menyita ruangan sangat besar. Metode elektrokimiawi telah digunakan untuk menigkatkan kecepatan dan tingkat portabilitasnya.
Sekarang ini, Elena Ferapontova, Kurt Gothelf dan beberapa kolega dari Aarhus University telah mengembangkan suatu lipase berbasis teknik elektrokimiawi yang dapat mendeteksi sekecil mungkin DNA hingga 20 attomoles (2 x 10-17 moles). Lipase merupakan enzim yang membelah ester dengan harga yang sangat mahal dimana ditemukan banyak sekali pada aplikasi di bioteknologi dan sintesis bioorganis.
DNA berlabel lipase membelah ikatan ester yang memegang secara elektrokimiawi ferrocene aktif pada elektroda
Pada sistem Ferapontova, DNA target ditangkap pada manik-manik magnetis dan dilabeli dengan lipase. Kemudian dikumpulkan dan memungkinkan untuk bereaksi dengan ferrocene yang dimodifikasi dengan elektroda emas. Lipase membelah ikatan ester yang menahan secara elektrokimiawi kelompok ferrocene aktif kedalam elektroda, menurunkan sinyalnya dan mengindikasikan keberadaan DNA target.
Ferapontova mengatakan bahwa dia berencana untuk menggunakan sensor guna mendeteksi perkembangan bakterial yang membuat minuman bir tidak bereaksi. ‘Metode apapun yang cepat dan sensitif dalam menguji kadar logam bagi bakteri yang cacat produksi pada minuman bir akam nejadi keuntungan ekonomis yang sangat besar pada industri pembuatan minuman bir dan akan memberikan kepentingan umum,’ tambahnya. Pada sekarang ini tim sedang menyelidiki sampel DNA dari bakteri bir yang cacat produksi untuk menguji validitas metode dalam menganalisa sampel minuman bir yang asli.
Ben Horrocks, seorang ahli pada aplikasi elektrokimiawi biologikal pada Newcastle University, Inggris, terkesan bahwa tim ini telah menggabungkan bersama-sama beberaqpa teknik yang ada untuk menghasilkan ‘salah satu batas pendeteksian yang paling rendah dari suatu sistem berbasis elektrokimiawi ‘.
Jon Watson

Sunday 14 July 2013

Thalidomide yang mengikat protein telah terungkap

Para ilmuwan di Jepang percaya bahwa mereka telah mengungkap salah satu kunci target molekular yang mengikat pada obat thalidomide yang menyebabkan cacat kelahiran. Temuan ini dapat memungkinkan beberapa obat baru untuk dikembangkan yang serupa dengan thalidomide – yang efektif dalam penanganan penyakit kanker tertentu dan kusta – namun tanpa efek samping yang sangat berbahaya dalam pengembangan embrionya.
Takumi Ito, dari Tokyo Institute of Technology, dan para koleganya menempelkan thalidomide pada manik-manik magnetis dan mengekspos obat yang tidak bergerak pada ekstrak sel-sel. Mereka menemukan bahwa salah satu protein khusus, yang disebut cereblon, mengikat pada thalidomide. Aktifitas cereblon secara khusus sangat penting pada perkembangan anggota badan.
Tim ini kemudian merekayasa anak ayam dan ikan zebra secara genetis sehingga mereka kekurangan protein ini. Beberapa embrio yang sesudah itu dikembangkan memiliki cacat anggota badan yang serupa dibanding yang disebabkan oleh thalidomide. Mereka juga merekayasa beberapa organismeyang mempunyai versi mutasi dari protein yang tidak mampu mengikat pada thalidomide. Pada beberapa hewan tersebut obat ini tidak menyebabkan cacat perkembangan pada embrionya.
Ikan zebrafish (kiri) dan anak ayam (kanan) direkayasa secara genetis dengan suatu bentuk cereblon yang tidak mampu mengikat thalidomide (barisan bawah) tidak mengalami malformasi yang berkaitan dengan obat tersebut
Dengan diambil secara bersama-sama, temuan ini mengusulkan bahwa protein perlu ada dan memfungsikannya guna memastikan perkembangan yang sehat dari embrionya, dan bahwa thalidomide mengikut sertakan kemampuannya untuk melakukan hal ini.
Hiroshi Handa, seorang anggota tim, mengatakan bahwa sementara dia percaya bahwa  cereblon meruapakan sasaran utama bagi obat ini, mungki ada sasaran protein lainnya dan hal tersebut dapat diidentifikasikan dengan menggunakan suatu pendekatan yang serupa, penghentian thalidomide pada posisi yang berbeda dan penggunaan persiapan yang berbededa dari bahan selular.
Pekerjaaan ini menyediakan suatu kunci yang selangkah ke depan dalam memahami mekanisme kerja thalidomide, yang dapat mengarahkan pada perkembangan obat serupa yang tidak menggangu cereblon.
Neil Vargesson, seorang developmental biologist pada University of Aberdeen di Inggris, telah meneliti bagaimana thalidomide mempengaruhi perkembangan embrionis. ‘Hal signifikan mengenai pekerjaan ini adalah bahwa hal ini mengidentifikasikan suatu pengikatan protein dan dan menunjukkan bahwa hal ini dapat menyebabkan thalidomide yang cacat,’ katanya. ‘Apa yang perlu dilakukan sekarang adalah menentukan bagaimana  gangguan protein menyebabkan cacat pada organisme hidup.’
Vargesson menambahkan bahwa, ‘secara pribadi Saya pikir hal ini adalah aksi antiangiogenis [rintangan dalam formasi pembuluh darah baru] dari suatu obat yang menyebabkan cacat embrionis dengan mempengaruhi atau mentargetkan sesuatu pada sel endothelial – yang akhir-akhir ini kelompok penelitian kami sedang gencar-gencarnya mencari tahu. Penelitian baru ini menerima tanpa adanya bukti bahwa “sesuatu” dapat saja menjadi cereblon.’
Simon Hadlington
Referensi
T Ito et al, Science, 2010, DOI: 10.1126/science.1177319

Friday 12 July 2013

Fungsi Baru Bagi tRNA


Ketemu! Pengikatan tRNA (bagian tengah, hijau dan kuning) terhadap cytochrome c (merah) ang dilepaskan oleh mitochondrion (kiri) membatasi formasi suatu kompleks yang menaikkan apoptosis (atas kanan).
Temuan terbaru mengindikasikan bahwa transfer RNA (tRNA) mempunyai fungsi lain sebagai tambahan terhadap peranan yang telah ada sekian lama pada pengekspresian gen. tRNA juga membantu mengontrol apoptosis, atau memprogramkan sel mati, menurut sebuah tim yang dipimpin oleh peneliti ahli biologi kanker yaitu Xiaolu Yang pada University of Pennsylvania (Mol. Cell 2010, 37, 668).
Selama pengekspresian gen, DNA dicatat pertama-tama kedalam pemberi pesan RNA. Kemudian, molekul-molekul tRNA—masing-masing membawa asam amino sebagai muatannya—mengikat pada nukleotida pada pemberi pesan RNA. Suatu ribosome menghubungkan asam amino tersebut secara bersama-sama untuk membentuk suatu protein, dan tRNA yang tidak bermuatan sesudah itu dilepaskan.
Sekarang ini, “untuk pertama kalinya, kita menunjukkan bahwa tRNA mempnyai peranan jelas melampaui transmisi informasi genetis,” kata Yang. “Ini sebenarnya memblok apoptosis.”
Apoptosis menghilangkan sel-sel berbahaya, tidak diinginkan dan rusak. Ini dapat dipicu dengan sinyal-sinyal baik dari dalam dan luar sel. Sinyal-sinyal dari dalam, seperti kerusakan DNA, pembangkit tenaga sel yang tepat, atau mitochondria, guna melepaskan cytochrome c kedalam zat cair gas intrasellular, yang dikenal sebagai cytosol. Mitochondria biasanya menggunakan cytochrome c untuk menghasilkan adenosine triphosphate, yang memberi tenaga pada metabolisme. Namun saat dilepaskan kedalam cytosol, sebagai gantinya cytochrome c mengikat pada protein Apaf-1, yang mengaktifkan caspases yang membelah berbagai selular protein, yang pada akhirnya membunuh sel.
Yang, bersama-sama dengan Yide Mei, Jeongsik Yong, dan beberapa kolega lainnya, telah menemukan bahwa tRNA juga mengikat pada cytochrome c, menghentikannya dari pengikatan pada Apaf-1 dan dengan demikian mencegah apoptosis.
Para peneliti telah “membuka mata tingkat yang tidak diperkirakan sepenuhnya tentang  kontrol pada proses apoptotic,” komentar Bram J. van Raam dan Guy S. Salvesen, yang memelajari apoptosis dan sel mati pada Sanford-Burnham Medical Research Institute, di La Jolla, Calif. (Mol. Cell 2010, 37, 591). Raam dan Salvesen menganjurkan bahwa temuan ini juga “mungkin mengindikasikan tingkat kontrol nuklir penting dan baru terhadap metabolisme mitochondrial.”

Kesatuan neuron mempercepat pengujian tingkat racun



Para ilmuwan di Jerman telah mengembangkan suatu alternatif dalam pengujian pada binatang tentang screening yang cepat dan identifikasi bahan kimiawi yang mengandung suatu resiko kesehatan bagi sistem saraf.
Beberapa laboratorium neurotoksinitas di seluruh dunia menghadap tantangan yang menakutkan dalam screening pertumbuhan katalog bahan kimiawi untuk mengidentifikasi bagi apa saja yang mengandung resiko bagi kesehatan manusia, dengan mnegacu pada pendahuluan dari perundang – undangan EU’s Reach. Pengujian tingkat racun telah dilakukan secara tradisional dengan menggunakan hewan namun dengan biaya yang membengkak dalam kaitannya dengan dana dan jumlah hewannya, penggujian kadar garam in vitro yang terpercaya sangat diperlukan. Kurangnya pembacaan yang sebanding antara sistem in vivo dan vitro dapat mnyajikan suaatu permasalahan, jelas Jonathan West pada University of Dortmund, Jerman, tetapi West mengatakan dia telah menyelesaiakan permasalahan tersebut dengan menggunakan jaringan neural.
Platform pengujian baru ini, yang disebut dengan network formation assay (NFA), memonitor koneksi (atau perkembangan) secara spesifik antara neuron – neuron yang ditempatkan dan tetangga mereka. Formasi dari beberapa koneksi ini merupakan salah satu prinsip dasar dalam memori dan pembelajaran, dan gangguannnya sering kali merupakan tanda klinis neurotoksinitas, kata West. ‘Karena NFA menguji koneksi neuron maka ini menyajikan suatu model in vitro yang sebanding dengan keadaan in vivo’, tambahnya.
West menempatkan neuron – neuron manusia dalam susunan segilima dengan menggunakan pola sel – sel dan selanjutnya mudah untuk memonitor formasi jaringannya. Pengeksposan susunan menjadi acrylamida, suatu referensi persenyawaan neurotoksin yang menghalangi formasi jaringan dan membedakan antara neurotoksin dengan efek cytiotoksin. Tanpa kebutuhan untuk menempatkan neuron – neuron atau mengukur panjang koneksinya, ini berarti bahwa suatu susunan tipikal hanya memakan tiga jam dibanding dengan lebih dari 200 jam dalam pengujian secara manual.
‘Aplikasi yang sederhana dan canggih dari sistem mikro – rekayasa ini secara signifikan dapat  meningkatkan standard protokol biologis ‘, kata Marco Cecchini, seorang ahli pada pemolaan resolusi tingkat tinggi biomaterial, pada National Enterprise for nanoScience and nanoTechnology, Pisa, Italia.
‘NFA juga akan diaplikasikan dalam kontek pengujian reproduktif tingkat toksin yang diperkirakan mngkonsumsi kurang lebih 60% dari semua hewan yang diperlukan untuk Reach dan lebih lanjut area yang paling dibutuhkan untuk pengujian kadar logam baru dalam in vitro’ tambah Marcel Leist, University of Konstanz, Jerman, yang bekerja pada proyek ini bersama dengan West.
Sekarang ini, tim sedang bekerja dengan tim di seluruh eropa untuk mengadaptasi NFA dalam penggunaan dengan jaringan sel neuron namun ‘uji asam yang nyata akan digunakankah atau tidak NFA yang diadopsi oleh laboratorium neurotoksikologi dan diterima oleh pihak yang berwenang, ‘ kata West.

Pendeteksian kanker dengan tanda listrik

Memisahkan sel leukimia yang mati dan hidup dengan menggunakan suatu teknik listrik dapat memberikan suatu sitem terotomatisasi pada pendeteksian dini pada kanker, kata para ilmuwan Amerika.
Dielectrophoresis (DEP) menggunakan suatu medan listrik untuk memisahkan partikel – partikel menurut properti listrik mereka yang berbeda. Ini dapat diaplikasikan pada membran sel yang mati dan hidup karena membran sel yang mati mempunyai konduktifitas yang tinggi sebagaimana mereka lebih  dapat menyerap dari pada sel yang hidupdan memungkinkan beberapa ion untuk mengalir keluar, jelas Rafael Davalos pada Virginia Polytechnic Institute dan State University.
Namun DEP konvensional membutuhkan kontak langsung antara beberapa elektroda dancontoh fluid, yang mengarahkan pada permasalahan seperti kontaminasi dan formasi gelembung. Davalos telah mengembangkan suatu pendekatan baru pada teknik dimana elektroda – elektroda  dipisahkan dari contohnya oleh suatu halangan yang tipis untuk menghindari permasalahan tersebut. Pada kurangnya kontak DEP, elektroda – elektroda ini dimasukkan kedalam dua mikroruangan konduktif, yang dipisahkan dari contoh saluran oleh rintangan pembatas yang tipis.


Dua alat microfluidic menunjukkan potensi dari kurangnya kontak teknologi DEP melalui pemisahan sel – sel leukimia yang mati atau hidup
Davalos mengatakan kemampuan untuk memisahkan sel – sel dengan cara ini adalah ‘tidak percaya berguna dalam penelitian dan bidang medis dimana investigasi dari suatu tipe yang khusus dari sel dihalangi oleh keberadaan banyaknya sel – sel yang lain.’
David Holmes, seorang ahli pensortiran sel dan DEP pada Universitas College London, Inggris, mengatakan ‘[Metode Davalos] menghindari banyaknya permasalahan yang dikaitkan dengan  elektroda – elektroda dengan fluida, dan menjanjikan pada bidang pemisahan sel.’
Meskipun prototipe alat tersebut telah memp[eroleh efisiensi yang tinggi, Davalos mengatakan bahwa dia yakin pengembangan lebih lanjut dalam pendesainan ini sangatlah mungkin dan kesederhanaan serta pembuatan alat yang murah dapat sesuai dengan produksi massa. Tim ini mengatakan bahwa pengoptimalan alat ini dapat memungkinkan pemisahan sel yang selektif dari fluida biologis untuk pendiagnosaan biologis dan pendiferensiasian sel – sel pada tingkat penyakit yang  berbeda.
Erica Wise

Thursday 11 July 2013

Nabi Dzulkifli


Pada artikel cerita islami kali ini akan mengulas cerita nabi dzulkifli. Nama asli dari Nabi Dzulkifli as Basyar, ia  merupakan putra dari Nabi Ayyub as. Seperti yang telah diceritakan pada cerita islami sebelumnya bahwa yaitucerita nabi Ayub merupakan nabi yang memiliki kesabaran tingkat tinggi. Ia telah melalui berbagai cobaan, dan mammpu melaluinya tanpa kehilangan aqidah dan imannya kepada Allah SWT.  Tidak berbeda dengan ayahnya, Nabi Dzulkifli juga memiliki sifat yang sabar.  Seperti yang disebutkan dalam Aq Qur an pada surat 21 ayat 85 – 86 yang berbunyi :

“Dan ingatlah kisah ismail, idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang sholeh”.

Cerita Nabi Dzulkifli yang sabar

Nama Dzulkifli merupakan gelar yang diberikan kepadanya karena ia sangup untuk menjalankan amanat raja. Dzulkifli arinya sanggup menjalankan amanat raja.

Nabi Dzulkifli Menjadi Raja

Dikisahkan pada suatu hari, di suatu negeri ada seorang raja yang usianya sudah tua dan tidak mampu laghi untuk memerintah kerajaan, sedangkan ia sendiri tidak memiliki putra. Raja itu pun berkata di hadapan rakyanya :

“Siapakah di antara kalian yang sanggup berpuasa pada siang hari, beribadah di malam hari, dan tidak marah-marah maka kepadanya akan kuserahkan kerajaan ini, Karena aku sudah tua”
Sang raja berkata lagi :
“saiapakah yang sanggup berpuasa pada siang hari, beribadah di malam hari, dan tidak marah-marah?
 Lalu berdirilah seorang pemuda bernama basyar, putra dari nabi Ayyub, ia menjawab :
 “SAya sanggup”.. Ternyata hanya basyar yang berani menjawab, selain dari basyar tidak ada, mereka tidak sanggup menjalani puasa di siang hari, dan ibadah di malam hari.  Maka Basyar diberi gelar Dzulkifli yang artinya orang yang sanggup.
 Setelah basyar diangkat menjadi raja, ia mengatur waktunya sedemikian rupa tertipnya, ia membagi waktu untuk mengurus kerajaan, untuk melayani umat dan sebagian waktunya untuk istirahat tidur. Sedangkan siang hari ia berpuasa dan pada malam hari sebagian untuk beribadah kepada Allah SWT,
 Pada suatu ketika, saat nabi Dzulkifli ingin tidur, datanglah syaitan yang menyamar menyerupai manusia untuk menggodanya tentang masalah yang dihadapinya.
 Karena beliau hendak tidur, diserahkan tamu itu kepada wakilnya untuk menerima dan menyelesaikan masalahnya. Namun si syaitan yang menyamar menjadi tamu ini tidak menyukai wakilnya yang menyelesaikan masalahnya, dan mendesak agar raja sendirilah yang menerimanya dan menyelesaikan permasalahannya.
Karena tamunya tidak mau pergi dan masalahnya ingin diselesaikan segera, maka waktu bagi raja untuk tidur tidak ada lagi.  Walaupun begitu raja yang memiliki gelar Duzlkifli tetap sabar, ia tidak marah terhadap godaan syaitan yang mennyamar menjadi tamu tadi.
cerita nabi dzulkifli yang sabar masih berlanjut, pada suatu hari terjadi peperangan di negeri yang dipimpin oleh Nabi Dzulkifli, Lalu raja dzulkifli memerintahkan para tentara dan seluruh rakyatnya untuk meju ke medan pertempuran yang sedang terjadi, namun rakyatnya tak bernyali untuk berperang, mereka takut gugur di medan perang.
“Kenapa kalian takut perang?”
“Kami berani berperang, Paduka. Tapi, paduka harus menjamin kami untuk tidak mati di medan perang”
Mendengar jawaban naif dari rakyatnya, nabi dzulkifli tidak marah, hanya tersenyum. Beberapa saat kemudian nabi Dzulkifli berdoa kepada Allah SWT :  ”ya Allah saya telah menyampaikan risalah Tuhan kepada mereka, menyuruh mereka berperang, namun mereka enggan dan membangkang akan perintah kami, mereka mempunya permintaan”
Kemudian turunlah wahyu kepada Nabi Dulzkifli as : ”Ya Duzlkifli aku telah mengetahui akan permintaan mereka dan aku akan mendengar doamu dan semua akan aku kabulkan”
 Berkat perlindungan Allah SWT, seluruh rakyat yang membantu para prajurit Duzlkifli yang berperang selamat dari kematian, sehingga kemenangan atas perang tersebut ada di pihak nabi Duzlkifli.
 Itulah ulasan mengenai cerita nabi dzulkifli as yang penuh kesabaran dalam menghadapi segala persoalan, ia selalu menghadapi segala urusan dengan sabar. Ia selalu menepati janji yang diberikan oleh raja pendahulunya yang menyerahkan kerajaannya, ia juga berpengah teguh atas janjinya dan kesanggupan untuk besabar. Pada usianya yang ke 75 tahun, nabi duzlkifli meninggal dunia.

Sumber: http://ceritaislami.net/cerita-nabi-dzulkifli-raja-yang-sabar-memimpin-rakyatnya/

Wednesday 10 July 2013

MUJAHID-MUJAHID CILIK PALESTINA VS SERDADU ISRAEL




Palestina adalah bumi jihad, dan anak-anak Palestina yang saat ini dipaksa hidup menderita sesungguhnya tengah digodok untuk menjadi pejuang-pejuang. 


Dalam artikelnya The Battle of Nabi Saleh: Soldiers vs. Kids, wartawan Yahudi-Amerika Max Blumenthal yang sudah lama meliput kekerasan dan kezaliman Zionis Israel atas warga Palestina menggambarkan betapa kini anak-anak Palestina sudah semakin ‘nekad’ dan berani menghadapi para serdadu penjajah itu. Berikut cerita itu: 


“Ketika tentara-tentara Israel memasuki desa Palestina, Nabi Saleh, yang sudah pernah diserangnya pada 2 Juli, mereka segera dikepung oleh selusin lebih anak kecil. 


Pasukan Israel mungkin memang sudah terbiasa menembakkan gas airmata, granat suara (percussion grenades), peluru timah bersalut karet dan bahkan peluru hidup kaliber .22 ke arah pemuda-pemuda remaja, tetapi anggota pasukan infanteri unit Nahal and Kfir yang ditugasi menumpas unjuk rasa mingguan di Nabi Saleh benar-benar frustrasi karena bocah-bocah cilik yang mengepung dan mengejek mereka. 


Pada satu ketika bahkan komandan divisi pasukan Israel menjadi sangat kesal sehingga berteriak ke radio panggilnya, “Butuh bantuan!” 


Pemandangan anak-anak berusia tujuh tahun berhadapan dengan para serdadu bersenjata lengkap yang jelas tampak kebingungan adalah salah satu sudut pandang paling jelas tentang betapa dinamika kekuasaan yang sangat tidak berimbang di dalam konflik Israel-Palestina. 


Pemandangan ini juga menunjukkan kenyataan hidup yang harus dihadapi anak-anak di Kawasan Terjajah. Mereka harus bermain bola di antara barisan-barisan serdadu yang tengah menembakkan peluru-peluru maut ke arah tetangga mereka yang hanya berjarak beberapa meter dari mereka. 


Setiap hari, hidup bagi mereka adalah perlawanan. 



Mengapa anak-anak ikut-ikutan berunjuk rasa? Ambil contoh kasus Ni’lin, sebuah desa Palestina yang sudah sekian lama berjuang melawan pembangunan tembok pemisah di tanah-tanah milik mereka. Angkatan bersenjata Israel menangkap dan menahan tiga orang pimpinan mereka di penjara Ofer. 


Ketiga orang itu ditangkap tanpa dakwaan apa pun dalam sebuah serbuan tengah malam, disiksa secara psikologis oleh badan intelijen Israel Shabak, tanpa kepastian berapa lama mereka akan ditahan. 


“Sekarang semua orang terlalu takut untuk memprotes,” kata Said Amireh, seorang pemuda Ni’lin berusia 20-an. “Saya bisa jadi ikut berbagai unjuk rasa karena saya masih lajang. Tapi mereka yang sudah punya istri dan anak, parah sekali kalau harus masuk penjara.” 


Amireh baru saja dilepas sesudah ditahan selama empat bulan di penjara Ofer, yang menurutnya “sangat ngeri.” Sampai sekarang dia tetap tak tahu apa sebenarnya kesalahannya. “Omong kosong saja semua ini. Bukan saya yang melakukan kekerasan (tapi mereka).” 


Dalam salah satu demonstrasi hari Jumat di Nabi Saleh, terdengar perintah dari radio para tentara itu untuk memotret anak-anak lelaki yang besar (baca: di atas 10 tahun) yang ikut serta di dalamnya. 


Foto-foto ini dipakai untuk melakukan penyerbuan malam hari – ketika para serdadu mendatangi desa di tengah kegelapan, mendobrak masuk rumah-rumah warga, meringkus dan menyeret anak-anak dan remaja-remaja putra dari tempat tidur mereka. 


Menurut Lymor Goldstein, pengacara yang beberapa kali mewakili warga Ni’lin yang ditahan karena mengikuti demonstrasi damai anti-tembok itu, anak-anak muda yang ditangkap itu langsung disiksa secara psikologis oleh Shabak. Mereka ditahan di tempat yang gelap gulita, diberi makan tak tentu waktu, diancam, dan diinterogasi begitu mereka tampak ketakutan dan kebingungan. 


“Mereka (Shabak) tidak harus memukuli anak-anak itu,” kata Goldstein. “Siksaan psikologis itu begitu keras sehingga hampir tak ada yang bisa bertahan.” 


(Goldstein mengaku kesulitan mengingat nama-nama warga Palestina itu karena sebuah peluru karet yang menembus tengkoraknya dalam suatu protes di desa Bil’in tahun 2006, menyebabkan kerusakan pada penglihatan dan ingatannya.) 


Karena para lelaki desa justru paling mudah ditangkap dan dipenjarakan dan remaja-remaja putra justru dijadikan target segala macam kekerasan dari angkatan bersenjata Israel, maka bocah-bocah cilik Nabi Saleh-lah yang lalu memimpin demonstrasi dan ini sudah terjadi paling tidak tiga kali. 


Sementara para serdadu secara umum lebih menahan diri terhadap anak-anak, Shabak justru pernah menginterogasi anak-anak yang bahkan baru berusia tujuh tahun. 


“Itu kekeliruan,” begitu komentar Shabak terhadap peristiwa interogasi bocah-bocah cilik itu. Namun (wartawan) Nora Barrows-Friedman melaporkan bulan Maret lalu bahwa seorang anak berumur 10 tahun dipukuli habis-habisan oleh tentara-tentara Israel dalam suatu penyerangan malam hari di rumahnya, sebelum kemudian ditahan selama 10 jam di sebuah pemukiman (ilegal Yahudi) di dekat rumahnya. 


Di Nabi Saleh, seorang anak dilukai sampai parah oleh pasukan Israel bulan Maret lalu. 

Apa sebenarnya urusan para serdadu Israel itu di Nabi Saleh? Desa itu sudah dikepung oleh para tetangganya, para pemukim (ilegal Yahudi) Israel yang “religious nationalist” di pemukiman Halamish sejak Halamish dibangun tahun 1977 di atas tanah milik warga Nabi Saleh. 


Belakangan ini, para pemukim (ilegal Yahudi) merampas sebuah mata air segar yang sudah menjadi milik warga Nabi Saleh sejak desa itu dibangun pada abad 19. 


Pada Desember 2009, para pemukim membongkari ratusan pohon zaitun desa itu dalam rangka merampas kembali tanah-tanah desa Nabi Saleh yang sesudah dikembalikan ke pemilikannya kepada warga, oleh sebuah pengadilan Israel. 


Sejak itu, para petani desa Nabi Saleh harus merasakan serangan demi serangan oleh para pemukim (ilegal Yahudi) sehingga tak bisa menggarap tanah mereka. Pasukan bersenjata Israel jelas-jelas berpihak kepada (pemukim) Halamish, dengan cara menekan berbagai unjuk rasa desa dengan kekerasan berlebihan, sementara hampir tak melakukan apa pun untuk mencegah para pemukim (ilegal Yahudi) melakukan kekerasan. 


Akan tetapi, bila kita cermati semangat para pengunjuk rasa cilik Nabi Saleh, kita akan yakin bahwa angkatan bersenjata (Israel) masih harus berusaha lama sebelum berhasil menundukkan para warga desa itu.”