MAKA NIKMAT RABBMU MANAKAH YANG KAU DUSTAKAN

"Milik-Nyalah pembendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yg Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu" Qs Asy-Syura' :12

KENIKMATAN TERINDAH ADALAH KETIKA DAPAT MELIHAT WAJAH ALLAH

"Allah menggembirakan mereka dengan menurunkan rahmat, kridoan dan syurga, mereka mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya" Qs At-Taubah:21

KENIKMATAN DUNIA HANYA SEMENTARA

"Ketauilah, sesungguhnya kehidupasn dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan....."Qs Al-Hadd:20

SYUKURI SEGALA NIKMAT YANG ALLAH BERIKAN

"Dan golongan kanan, alangkah muliannya golongan kanan itu. (mereka) berada diantara pohon bidara yang tidak berduri(jannah)..."Qs Al-Waqiah:27-28

TIDAKKAH SURGA MENGGIURKAN UNTUKMU??

"Didalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik dan jelita. Maka nikmat Rabbu yang manakah yang engkau dustakan" Qs Ar-Rahman:70-71

Friday 31 May 2013

Hikmah Ketika Sakit

Setiap manusia pasit pernah merasakan sakit, betul! Padahal jika kita mengetahui hikmah ketika sakti, pasti semua manusia tidak akan banyak yang mengeluh...

Biar tidak pada mengeluh, saya akan coba berikan beberapa hikmah ketika sakit, semoga dengan membaca hikmah ini, kita tidak akan pernah mengeluh lagi.. Insya Allah!

Berikut hikmah ketika sakit :


1. Mendapat Kebaikan
Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk mendapat kebaikan, niscaya Allah akan menimpakan musibah kepadanya. (HR. Bukhari-Muslim)

2. Menghapus Kesalahan-Kesalahan
Tiada balasan bagi seorang muslim yang ditimpa penderitaan, kepayahan, kegundahan, kesedihan, penyakit, bahkan dari yang menusuknya, kecuali Allah SWT akan melebur atau menghapus kesalahan-kesalahannya. (HR. Bukhari-Muslim)

3. Mendapatkan Pahala Ibadah
Apabila seorang hamba sakit atau berpergian, maka dituliskan baginya pahala ibadah seperti pahala ibadah yang ia lakukan ketika mukim (tinggal di kampung halaman) dan sehat. (HR. Bukhari)

4. Dicatat Sebagai Kebaikan
Sangat menakjubkan sifar orang mukmin, semua sifatnya baik. Hal ini tidak dimiliki oleh seorangpun kecuali orang mukmin, jika ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan jika ia ditimpa cobaan atau musibah ia bersabar, maka hal ini juga menjadi kebaikan baginya. (HR. Muslim dan Ahmad)

Inilah hikmah ketika sakit, yang selam ini belum kita ketahui betul. Semoga dengan kita mengetahui hikmah ini, kita senantiasa selalu bersabar dan tawakal kepada Allah SWT dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah SWT.

Hukum Menjenguk Orang Sakit


Biar bagaimanapun, menjenguk orang sakit adalah salah satu etika di dalam Islam, yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana sabdanya : "Berilah makan orang yang lapar, jenguklah orang yang sakit dan lepasakanlah orang yang tertawan". (HR. Bukhari dan Ahmad).

Rasulullah SAW menganjurkan, karena tujuannya untuk mengobati jiwa dan memenuhi hak orang yang sakti itu. Adapun hak seorang muslim atas orang muslim lainnya itu ada enam hak yaitu yang tertuang pada hadits Rasulullah SAW.

Beliau bersabda : "Apabila kamu bertemu dengan orang maka ucapkanlah salam kepadanya, apabila ada yang mengundangmu penuhilah undangannya, apabila ada yang meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, apabila ada orang yang bersin lalu ia memuji Allah maka bacalah tasymit (doa balasan orang bersin yaitu yarhamukallah) untuknya, apabila ada yang sakit jenguklah dan apabila ada yang meninggal dunia maka antarlah jenazahnya". (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)

Terus apa hukum menjenguk orang sakit? Sabar dulu... Inilah jawabannya :


Ibnu Abbas berkata : Adapun hukum menjenguk orang sakit adalah hukumnya SUNNAH, pada hari pertama menjenguk dan suka rela pada hari berikutnya. Inilah hukum menjenguk orang sakit, untuk itu jenguklah meskipun hanya sekali.

Nah, sekarang sudah tahukan hukum menjenguk orang sakit, jadi usahakanlah untuk senantiasa menjenguk sahabat-sahabat kita yang sedang sakit, baik di rumah maupun di rumah sakit.

Etika Berdzikir

 
Di dalam berdzikir, kita harus mempunyai etika Agar dapat memberikan manfaat pada diri kita.
Memang tujuan zikir adalah menyucikan dan membangkitkan jiwa serta membersihkan hati. Akan tetapi tujuan zikir tidak akan mungkin tercapai dan memberikan manfaat, jika tidak dibarengi dengan keyakinan hati. Betul!

Nah, untuk mencapai keyakinan hati. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala telah menunjukan kepada hamba-Nya etika yang seharusnya diperhatikan dalam berdzikir diantaranya yaitu:


1. Zikir dianjurkan untuk dilakukan dengan tanpa mengeraskan suara. Dalam hal ini Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : "Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah". (QS. Al A'raf : 205)

Rasulullah Salallahu'alaihi Wa Salam pun bersabda dalam haditsnya : "Wahai manusia berdoalah dengan suara yang lirih karena kalian tidak berdoa kepada zat yang tuli atau zat yang ghaib. Sesungguhnya kalian berdoa kepada zat yang Maha Mendengar dan Maha Dekat, lebih dekat kepada salah seorang diantara kalian daripada leher untanya". (HR. Bukhari - Muslim)

2. Zikir dengan sikap penuh pengharapan dan kecemasan ketika berdzikir kepada Allah Subahanllahu Wa Ta'ala.

3. Hendaknya dalam keadaan bersih, suci dan wangi. Baik dari pakaiannya maupun tubuhnya, karena hal ini dapat membuat jiwa lebih bersemangat dan giat.

4. Hendaklah menghadap kiblat semampu mungkin.

Inilah etika berdzikir yang Allah Subahanallahu Wa Ta'ala tunjukan kepada hamba-hamba-Nya. Untuk itu, mulailah dari sekarang kita membiasakan menggunakan etika berdzikir ini. Insya allah!

Doa Orang Yang Tertimpa Musibah

Assalamu'alakum sobat semua,,,
Disamping kesibukan pribadi, kesibukan di tempat kerja juga. saya masih ingat banget dengan apa yang sudah saya janjikan, bahwa blog kumpulan tausiyah singkat ini akan memberikan tausiyah singkat tentang sunnah-sunnah Rasulullah SAW, tapi berhubung baru bisa online lagi dan bisa buka blog tercinta ini kembali, dilain waktu yah. Untuk itu, saya tidak akan lama-lama karena masih ada yang harus dikerjakan kembali, harap dimaklum yah.


Beberapa minggu lalu, tepatnya di Jakarta ibu kota Indonesia, sedang mengalami musibah yaitu banjir. Mungkin ini memang salah kita selaku hamba Allah SWT yang tidak luput dari kesalahan, tapi dengan kita menyikapinya positif, insya allah ada hikmahnya dibalik musibah banjir itu.

Tapi saya himbau kepada teman-teman yang memang terkena banjir, bersabarlah karena Allah SWT bersama orang-orang yang sabar. Untuk itu, saya berikan doa orang yang tertimpa musibah, semoga dengan kita membaca doa ini, Allah SWT akan memberikan pahala yang berlipat ganda dan akan memberikan yang lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya.

berikut doa orang yang tertimpa musibah : "Innaa lillaahi wa innaa ilayhi roo ji'uwn, Allahumma' jurniy fiy mushiybatiy wa akhlif liy khoyroon minhaa".


yang artinya : Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadanya kami akan kembali (di hari kiamat). Ya Allah! Berilah pahala kepadaku dan gantilah  untukku dengan yang lebih baik (dari musibahku). HR. Muslim

Inilah doa orang yang tertimpa musibah, baik itu musibah karena banjir, gempa bumi, longsor, tsunami, jatuh miskin, kehilangan, sakit, dan lain-lain.

Ingat yan sob, anggap ini adalah teguran atau peringatan buat kita dari Allah SWT, itu semua karena Allah SWT masih sayang pada hamba-hambaNya.

Sunah Setelah Bangun Tidur

Sunah-sunah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam  yang akan dibahas ini, kita awali melakukan sunah setelah bangun tidur. Mungkin kedengarannya sepele, tapi yang namanya kita menjalankan segala sesuatu dengan sunah-sunah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam itu tidak akan rugi, bukan! Bahkan sangat menguntungkan buat kita selaku umatnya.



Hampir semua orang pasti hafal dengan doa sebelum tidur maupun sesudah tidur, betul! Tapi tidak banyak orang yang mengerti akan sunah-sunah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam setelah bangun tidur. 

Oleh karena itu, saya selaku admin blog kumpulan tausiyah singkat, ingin saling mengingatkan kepada sobat semua, mungkin saja dikalangan sobat muslim semua belum ada yang tahu melakukan hal yang sunah setelah bangun tidur yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Yang pertama, membasuh wajah dengan tangan.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda , “Rasulullah kemudian bangun tidur, lalu duduk sambil mengusap (bekas) tidur di wajah beliau dengan tangan beliau”. (HR. Muslim)
Yang kedua, membaca doa bangun tidur.
Alhamdulillaah illadtii ahyanaa ba’da maa a maa tanaa wa i layhi nnusyuw ru.
Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan aku setelah mematikan aku dan kepada-Nya-lah aku kembali. (HR. Bukhari)
Yang ketiga, memakai siwak.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam ketika bangun tidur menggosok mulutnya dengan siwak”. (Muttafaq’alaih)
Yang keempat, menghisap air ke dalam hidung.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tatkala salah seorang di antara kalian bangun tidur, hendaklanya dia menghisap air ke hidung sebanyak tiga kali, sesungguhnya setan menginap di lubang hidungnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Yang kelima, membasuh kedua belah tangan tiga kali.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Ketika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya hendaknya dia tidak mencelupkan tangannya ke dalam tempat (air) sampai dia membasuh tangannya itu sebanyak tiga kali.” (Muttafaq ‘alaih)
Inilah sunah-sunah setelah bangun tidur yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, semoga dengan kita menjalankan sunah-sunah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, kita bisa mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Amin.

Thursday 30 May 2013

Inilah Tausiyah Ustad Jefry Al-Bukhori (Uje) yang Populer di Twitter!




Almarhum Ustad Jefry Al-Bukhori bukan termasuk deretan ustad yang rajin memberikan ceramah atau tausiyah melalui media sosial Twitter. Aktivitasnya di linimasa bisa dikatakan tidak terlalu banyak. Namun, jika ditelusuri lagi, pada saat Ramadan hingga Lebaran tahun lalu, Uje sempat membagi kata-kata hikmahnya melalui Twitter. Apa saja isi tausiyahnya itu?
1. Jika kita hanya boleh memilih 5 didunia ini maka pilihlah agama, harta, akhlaq mulia, rasa malu & pemurah.. Pesan luqmanul hakim kpd anaknya.
2. Jika disuruh memilih yg terburuk dari dirimu maka pilihlah “hati dan lidah” mu.. Karna byk orang yg tdk selamat dikarnakan hati dan lidahnya.
3. Jika disuruh memilih yg terbaik dari dirimu maka pilihlah “hati dan lidah” mu, Karna byk orang yg menjadi mulia dikarnakan hati dan lidahnya.
4. Hati yg tak ramah seringkali membuat lidah jadi bermasalah.. Dan perkataan yg baik tdk akan lahir dari lisan yg suka menghina..
5. “Hati dan lidah” seringkali jadi pangkal “masalah”.
6. Lelahnya menjadi orang dengki, Setiap saat dia harus mencari2 & menunggu2 kesalahan orang yg didengkinya, jk tdk ada dia akan memfitnahnya.
7. Al-Qur’an.. Membacanya ada kemuliaan.. Membaca lalu memahaminya ada kemuliaan dan keutamaan.. Mengamalkannya itulah para kekasih.
8. Mengeluh tanpa usaha mencari jalan keluar apalah artinya, mengeluh tdk akan merubah apapun yg tlh terjadi, tinggal bagaimana memperbaiki..
9. Alangkah baiknya orang2 yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain.. Ad-Dailami.
10. Memberi maaf tdk harus menunggu yg salah meminta maaf.. itulah kemuliaannya (Tempo)

Sunday 26 May 2013

Ciri-Ciri Wanita Ahli Surga

Wanita Ahli Surga dan Ciri-Cirinya


Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.
Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad: 15)
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah: 10-21)
Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, diantaranya:
“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah: 22-23)
“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman: 56)
“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman: 58)
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah: 35-37)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau:
“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka: “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan: “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)

Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?
Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.
Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah:
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. AllahTa’ala berfirman:
“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’: 13)
Wallahu A’lam Bis Shawab.
(Dikutip dari tulisan al ustadz Azhari Asri, judul asli Wanita Ahli Surga Dan Ciri-Cirinya. MUSLIMAH XVII/1418/1997/Kajian Kali Ini)

Event Terbesar Tahun Ini "Ramadhan"

Puasa merupakan ibadah yang dilaksanakan dengan jalan meninggalkan segala yang menyebabkan batalnya puasa sejak terbit fajar kedua (shadiq) hingga terbenam matahari. 

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang agung, sebagaimana sabda Nabi, “Islam itu didirikan di atas lima hal; Bersaksi tiada sesembahan yang hak melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah.” (Muttafaq ‘alaih) 

Keutamaan Puasa Ramadhan 
1. Dengan puasa Ramadhan Allah mengampuni dosa orang yang berpuasa dan memaafkan semua kesalahannya, Nabi bersabda, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). 

2. Puasa Ramadhan tidak terhingga pahalanya, karena orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala tanpa batas. Setiap muslim amalannya akan diganjar sebesar 10 hingga 700 kali lipat, kecuali puasa. Firman Allah di dalam hadits qudsi, “...Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan mengganjarnya, ia menahan nafsu dan makan karena-Ku.” (HR. Muslim) 

3. Puasa dapat membuka pintu syafa’at nanti pada hari Kiamat. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya puasa dan al-Qur’an memberi syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat. Puasa berkata, “Ya Tuhanku aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Berkata pula al-Qur’an, ”Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Nabi bersabda, “Maka keduanya diberikan izin untuk memberi syafaat.” (HR. Ahmad)
Meraih Keutamaan Ramadhan
Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dari bulan-bulan lainnya dengan berbagai keutamaan. Maka sepatutnya kita menyambutnya dengan taubat nasuha dan tekad meraih kebaikan sebanyak-banyaknya di bulan suci ini. Berikut kiat-kiatnya, 

1. Berpuasa dengan benar 
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berpuasa karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). 
Yang perlu diperhatikan agar bisa berpuasa dengan benar; 
(a) Menjauhi kemaksiatan, perkataan dan perbuatan sia-sia. 
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang tidak menahan diri dari ucapan dusta dan perbuatan buruk maka sedikit pun Allah tidak sudi menerima puasanya meskipun ia menahan diri dari makan dan minum.” (HR. al-Bukhari). 
(b) Berniat puasa pada malamnya, mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka dengan membaca doa berbuka,

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ إِنْ شَاءَاللهُ
“Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, Insyaallah.” (HR. Abu Dawud)
2. Shalat Tarawih 
Nabi bersabda, “Barangsiapa menunaikan qiyamullail pada bulan Ramadhan, karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) 

“Siapa saja yang shalat Tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah). 

3. Bershadaqah 
Rasulullah adalah orang yang sangat dermawan; kebaikan dan kedermawanan beliau pada bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus. Rasulullah bersabda, “Seutama-utama shadaqah adalah shadaqah di bulan Ramadhan.” (HR. at-Tirmidzi) 

Shadaqah ini di antaranya adalah: 
(a) Memberi makan 
Para Salafush Shalih senantiasa berlomba dalam memberi makan kepada orang lapar dan yang membutuhkan. Nabi bersabda, “Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi makan saudaranya sesama mukmin yang lapar, niscaya Allah akan memberinya buah-buahan Surga. Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi minum saudaranya sesama mukmin yang haus, niscaya Allah akan memberinya minuman dari Rahiqul Makhtum.”(HR. at-Tirmidzi dengan sanad hasan). 

(b) Menyediakan makanan berbuka 
Nabi bersabda, “Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR. at-Tirmidzi, hasan shahih). 

Dalam riwayat lain dikatakan, “…menjadi penghapus dosanya dan menjadi pembebas dirinya dari api Neraka…” 

4. Banyak membaca al-Qur’an 
Malaikat Jibril memperdengarkan al-Qur’an kepada Rasulullah pada bulan Ramadhan. Utsman bin Affan mengkhatamkannya pada setiap hari Ramadhan. Sebagian Salafush Shalih mengkhatamkan setiap 3 malam sekali dalam shalat Tarawih. Imam asy-Syafi’i dapat mengkhatamkan 60 kali di luar shalat dalam bulan Ramadhan. 


5. Tetap duduk di dalam masjid hingga terbit matahari 
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa shalat fajar berjama’ah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua raka’at (Dhuha), maka seakan-akan ia mendapat pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. at-Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Albani). 

6. Mencari malam Lailatul Qadar 
Terutama pada malam-malam ganjil di akhir Ramadhan dengan memperbanyak doa,

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai untuk mengampuni, maka ampunilah aku.” (HR. at-Tirmidzi) 

“Barangsiapa shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). “Diampuni juga dosa yang akan datang.” (dalam Musnad ahmad dari ‘Ubadah). 

7. I’tikaf 
Yakni menetapi masjid dan berdiam di dalamnya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah. 
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Bila masuk 10 (hari terakhir bulan Ramadhan) Nabi mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dengan ibadah dan membangunkan keluarganya.” (HR. al-Bukhari). 

“Bahwasanya Nabi senantiasa ber’itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) 

8. Umrah di bulan Ramadhan 
Rasulullah bersabda, “Umrah di bulan Ramadhan sama seperti ibadah haji.” Dalam riwayat lain, “...sama seperti menunaikan haji bersamaku.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) 

9. Memperbanyak istighfar, dzikir dan doa 
Terutama di saat sahur, berbuka, hari Jum’at, dan sepertiga malam terakhir sepanjang bulan Ramadhan.
Hukum dan Golongan Manusia Dalam Berpuasa
1. Puasa diwajibkan kepada setiap muslim, baligh, mampu dan bukan dalam keadaan safar(bepergian). 
2. Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa dan jika ia masuk Islam tidak diwajibkan mengqadha’(mengganti) puasa yang ditinggalkannya selama ia belum masuk Islam. 
3. Anak kecil di bawah usia baligh tidak diwajibkan berpuasa, tetapi dianjurkan untuk dibiasakan berpuasa. 
4. Orang gila tidak wajib berpuasa dan tidak dituntut untuk mengganti puasa dengan memberi makan, walaupun sudah baligh. Begitu pula orang yang kurang akalnya dan orang pikun. 
5. Orang yang sudah tidak mampu untuk berpuasa disebabkan penyakit, usia lanjut, sebagai pengganti puasa ia harus memberi makan setiap hari satu orang miskin (membayar fidyah). 
6. Bagi seseorang yang sakit dan penyakitnya masih ada kemungkinan untuk dapat disembuhkan, jika ia merasa berat untuk menjalankan puasa, maka dibolehkan baginya tidak berpuasa, tetapi harus mengqadha’nya setelah sembuh. 
7. Wanita yang sedang hamil atau sedang menyusui jika dengan puasa ia merasa khawatir terhadap kesehatan dirinya dan anaknya, maka dibolehkan tidak berpuasa dan kemudian mengqadha’nya di hari yang lain. 
8. Wanita yang sedang haidh atau nifas, tidak boleh berpuasa dan harus mengqadha’nya pada hari yang lain. 
9. Orang yang terpaksa berbuka puasa karena hendak menyelamatkan orang yang hampir tenggelam atau terbakar, maka ia mengqadha’ puasa yang ditinggalkan itu pad
a hari yang lain. 
10. Bagi musafir boleh memilih antara berpuasa dan tidak berpuasa. Jika memilih tidak berpuasa, maka ia harus mengqadha’nya di hari yang lain. Hal ini berlaku bagi musafir sementara, seperti bepergian untuk melaksanakan umrah, atau musafir tetap, seperti sopir truk dan bus (luar kota), maka bagi mereka boleh tidak berpuasa selama mereka tinggal di daerah (negeri) orang lain dan harus mengqadha’nya. (Buletin An-Nur Edisi Th. XVIII No. 871/ Jum`at IIl/Sya'ban 1433 H/ 20 Juli 2012 M.

Sumber: 

1. Brosur tentang Puasa Ramadhan, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. 
2. Kaifa Na’isyu Ramadhan, Syaikh Abdullah ash-Shalih.

Kiat Meraih Ilmu

Kiat Meraih Ilmu yang Hakiki salah satunya Bersihkan Hatimu..Di antara cara agar seseorang mudah meraih ilmu din (ilmu agama) adalah dengan membersihkan hatinya terlebih dahulu dari berbagai noda yang mengotorinya. Kiat ini bisa ditempuh ketika seseorang ingin menghafalkan Al Qur’an dan melekatkan ilmu dalam hatinya.
Ilmu itu diterima oleh suatu wadah. Dan wadah yang menerima ilmu itu adalah hati. Sebagaimana suatu wadah yang ingin ditempati tentu perlu dibersihkan terlebih dahulu. Maka demikian pula dengan keadaan hati ketika akan dimasuki ilmu. Semakin bersih hati, semakin mudah ilmu itu diterima.
Oleh karenanya, siapa saja yang ingin mudah meraih ilmu, maka hendaklah ia bersihkan hatinya terlebih dahulu. Bersihnya hati adalah dengan bersih dari dua halal:
1- Bersih dari kotoran syubhat
2- Bersih dari kotoran syahwat
Bersihnya hati adalah perkara yang amat penting. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi wahyu, beliau diperintahkan untuk melakukan hal ini terlebih dahulu. Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan,
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
Dan pakaianmu bersihkanlah” (QS. Al Mudattsir: 4). Ayat ini ditafsirkan pula dengan bersihkanlah hatimu.
Kita pasti malu jika ada yang melihat pakaian kita yang dekil (kotor). Seharusnya kita juga merasa malu jika Allah melihat hati kita yang kotor yang penuh dosa.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Sesungguhnya Allah tidak memperhatikan rupa dan harta kalian. Akan tetapi yang Allah lihat adalah hati dan amal kalian” (HR. Muslim no. 2564).
Siapa yang mensucikan hatinya, maka ilmu akan mudah menghampirinya. Siapa yang tidak mensucikan hatinya, maka ilmu akan pergi. Sehingga dari sini kita lihat sebagian yang meraih ilmu malah tidak memperhatikan ini. Hari-hari mereka malah lebih sering diisi dengan syahwat dan syubhat. Lihat saja mereka masih sering melihat gambar-gambar yang haram, kata-kata kotor, perbuatan mungkar, dan menikmati kemungkaran. Bagaimana orang-orang seperti ini bisa meraih ilmu.
Sahl bin ‘Abdullah rahimahullah berkata, “Cahaya ilmu sulit masuk pada hati yang masih terisi dengan sesuatu yang Allah benci.”
Wallahul muwaffiq.

[Faedah dari guru kami, Syaikh Sholih bin ‘Abdullah bin Hamad Al ‘Ushoimiy -semoga Allah berkahi umur beliau- dalam pelajaran Kitab Ta’zhimul ‘Ilmi karya beliau di Masjid Nabawi, 5 Rabi’ul Awwal 1434 H]

Seorang Muslim Cermin Bagi Saudaranya

Seorang muslim adalah cermin bagi saudaranya

Coba kita perhatikan ketika kita melihat kaca, lalu melihat ada sesuatu yang kotor di tubuh kita di cermin tersebut, maka tentu kita akan bersihkan. Hasil cerminan itulah saudara kita. Jadi salinglah menghendaki kebaikan satu dan yang lain, bukan malah ingin mengotori.
Berikut hadits-hadits yang dibawakah oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod.
Dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ، إِذَا رَأَى فِيْهِ عَيْباً أَصْلَحَهُ
"Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.” (Hasan secara sanad)
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,
المؤمن مرآة أخيه، والمؤمن أخو المؤمن؛ يكف عليه ضيعته، ويحوطه من ورائه
"Seorang Mu'min adalah cermin bagi saudaranya. Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin yang lain. Dia tidak merusak harta miliknya dan menjaga kepentingannya.” (Hasan) Ash Shahihah (6/923): [Abu Dawud: 40-Kitab Al Adab, 49-Bab Fin Nashihah].
Dari Al Mustaurid, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,
من أكل بمسلم أكلة؛ فإن الله يطعمه مثلها من جهنم، ومن كُسِيَ برجل مسلم، فإن الله عز وجل يكسوه من جهنم، ومن قام برجل مقام رياء وسمعة؛ فإن الله يقوم به مقام رياء وسمعة يوم القيامة
"Siapa yang mencari makan dengan (mengorbankan) seorang muslim, Allah ta'ala akan memberinya makan dengan yang semisal dari neraka Jahannam. Dan siapa yang mencari pakaian dengan (mengorbankan) seorang muslim, sesungguhnya Allah ta'ala akan memberinya pakaian dari Jahannam. Dan siapa yang menempati suatu kedudukan dengan tujuan riya dan sum'ah, Allah akan menempatkannya pada kedudukan orang yang riya dan sum'ah di hari kiamat.” (Shahih) Ash Shahihah (924): [Abu Dawud: 40-Kitab Al Adab, 35-Bab Fil Ghibah].
Semoga Allah senantiasa membekali kita dengan akhlak mulia.

Merajut Kembali Peradaban Muslim

Merajut Kembali Peradaban Muslim

bismillahirrohmanirrohim...
Ketika seorang manusia sudah menyematkan dan mengikrarkan “Islam” dalam hatinya, maka sungguh seharusnya tidak ada lagi keraguan baginya untuk terus memperjuangkan Dien Allah tersebut dalam setiap lini kehidupannya. Seorang Muslim sejati, pada awalnya ia akan mencoba untuk memahami akar sejarahnya, akar sejarah peradaban Islam ketika Nabi Muhammad datang membawa cahaya yang mengubah “barbarnya” bangsa Arab saat itu menjadi bangsa yang diakui sebagai peradaban paling maju di dunia.

Di kala Barat sedang berada dalam masa paling gelap dalam sejarahnya.Peradaban Islam hadir menjadi Cahaya yang menerangi hampir 2/3 dunia. Semua bangsa tunduk di bawah kekhalifahan Islam selama hampir 8 Abad. “Panji Islam menguasai dunia”, kalimat tersebut nampaknya sangat pantas menggambarkan kondisi Islam saat itu. Baghdad dan Andalusia merupakan 2 kota yang boleh dibilang menjadi “centre of witness” dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Islam. Munculnya tokoh-tokoh besar seperti Ibnu Sina, Al Ghazali, Ibnu Rusyd, Al Khawarizmi, dan intelektual muslim lainnya membuat begitu banyak bangsa yang berduyun-duyun datang ke kota tersebut untuk belajar tentang ilmu pengetahuan. Pada waktu itu Ilmu Pengetahuan memang menjadi sumber utama Peradaban Islam diakui oleh dunia, kehadiran ilmu pengetahuan Islam bagaikan oase di sebuah padang pasir yang sangat luas. 

Mari kita refleksikan sejarah Islam lebih dalam lagi, maka kita akan menemukan karya-karya monumental yang sampai saat ini masih kita rasakan kebermanfaatannya. Kepeloporan dari ilmuwan muslim zaman dahulu telah memberikan “multiple effect” yang luar biasa membekas dari generasi ke generasi, bahkan kalau kita tinjau lebih dalam lagi kita akan menemukan bahwasanya peradaban Barat yang “konon” dikatakan sebagai peradaban paling maju saat ini ternyata berawal dari adopsi mereka terhadap ilmu-ilmu hasil karya peradaban Islam.

Tidak dipungkiri lagi bahwa karya-karya ulama dan ilmuwan Islam telah menjadi “starting point” bagi tumbuhnya ilmu pengetahuan, meskipun kita lebih sering mendengar karya-karya ilmuwan Barat yang menghiasi tradisi ilmiah kita. Hal tersebut dikarenakan ketika peradaban barat berkuasa, mereka menutupi sejarah bahwa sebenarnya ilmu mereka banyak terinspirasi dari karya ilmuwan muslimTerbukti bahwasanya karya-karya yang diterjemahkan dari Bahasa Arab ke Latin jauh lebih banyak daripada karya dari Bahasa Yunani ke Latin. Fakta tersebut tidak pernah diakui oleh Barat, mereka melakukan klaim yang sangat jelas bahwa karya-karya pemikir dan ulama Islam menjadi teori milik mereka yang kita ketahui bahwa hal tersebut sangat melanggar etika ilmiah. Hal tersebut yang kemudian menyebabkan nama ilmuwan muslim kurang dikenal dalam sejarah ilmu pengetahuan modern.

Tinta Emas Peradaban

Dewasa ini Ilmu Pengetahuan sudah mengalami perkembangan yang sangat eksponensial, hal tersebut justru menjadi suatu tantangan berat bagi umat Islam agar bisa menghidupkan kembali tradisi keilmuan Islam seperti yang telah dipelopori oleh intelektual Muslim dahulu. Sebagai seorang Muslim, kita harus cerdas dalam belajar dan memahami akar sejarah ilmu pengetahuan yang berawal dari karya2 ilmuwan muslim. Sampai saat ini, Prof. Mulyadhi Kartanegara bersama dengan lembaganya yaitu CIPSI (Center for Islamic philosophical studies and information) telah berhasil menginventarisasi lebih dari 756 tokoh ilmuwan Muslim terkemuka yang memiliki konstribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang sains dan pemikiran filsafat. Hal tersebut menunjukkan betapa banyaknya pemikir-pemikir Islam yang menjadi cikal bakal ilmu pengetahuan.

Kita Bisa melihat kemajuan ilmu kedokteran saat ini dimana sebuah benda kecil yang bernama pil mampu menyembuhkan orang sakit dalam waktu yang cukup singkat, serta seluruh ilmu-ilmu modern tentang bakteri, virus, dan tubuh manusia. Ilmu tersebut awalnya dikembangkan oleh seorang Ilmuwan Muslim bernama Ibnu Sina. Dokter Persia yang hidup seribu tahun yang lalu ini memiliki ketajaman pemikiran luar biasa sehingga mampu menjelajah masuk ke dalam kompleksitas sistem tubuh manusia. Beliaulah yang menjadi pelopor sehingga saat ini kita bisa merasakan manfaat dari ilmu kedokteran tersebut.

Dalam Bidang Astronomi, dikenal juga ilmuwan muslim bernama Ibnu Qatir yang pemikirannya sudah menjelajah jauh ke luar angkasa.Beliau mempelajari gerak melingkar planet merkurius mengelilingi matahari. Karya-karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan menjadi inspirasi Ilmuwan astronomi di barat.Konon diceritakan juga bahwa karya dan persamaan matematikanya sangat mempengaruhi teori Nicolaus Copernicus. 

Ilmu Matematika modern saat ini pun juga dicikal-bakali oleh pemikiran tokoh Ilmuwan Muslim yang bernama Al Khawarizmi. Beliau menulis sebuah karya besar yang berjudul Kitab Al-Jabr wa Muqabilah (Buku tentang Integrasi dan Persamaan) atau yang berisi pengembangannya pada rumus-rumus persamaan linear dan kuadrat juga kalkulasi integral.Karya-karya beliau banyak dipelajari oleh ilmuwan barat seperti Fibonacci.

Begitu pula dalam ilmu filsafat dan ilmu-ilmu sejarah, ilmuwan muslim pun tidak kalah hebat dengan ilmuwan barat. Ibnu Rusyd dan Al-Ghazali merupakan seorang filsuf besar yang pemikirannya sangat mempengaruhi pemikiran Barat. Ibnu Khaldun juga disebut-sebut sebagai sejarawan terbesar di dunia. Ia menulis sejarah dengan analisis yang sangat cerdas, kitabnya yang paling terkenal adalah Muqaddimah yang nantinya diterjemahkan secara luas di Eropa sebagai Prologomena.

Selain orang-orang tersebut, masih sangat banyak ilmuwan muslim yang pada zaman peradaban islam membuahkan karya-karya unggul, menorehkan tinta emas dalam kanvas peradaban dan memiliki cita-cita bahwa ilmunya akan dikembangkan jauh lebih maju oleh generasi-generasi muslim selanjutnya. Pertanyaan yang kemudian muncul dalam benak saya adalah, “Bagaimanakah cara Umat Islam saat ini agar mampu meneruskan tradisi keilmuan yang sudah mereka wariskan?”. Jawabannya barangkali sederhana, Kita harus memiliki “Tradisi Pembelajaran Muslim” yang wajib kita implementasikan dalam setiap perjalanan kita.

Tradisi Pembelajaran Muslim, Tentang Waktu dan Cinta Ilmu

“Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja, dan dengan malam dan apa yang diselubunginya” (Q.S. Al-Insyiqaq : 16-17)

“Demi Masa” (Q.S. Al-Asr : 1); 

“Demi Fajar” (Q.S. Al-Fajr : 1); 

“Demi Malam” (Q.S.Al-Lail : 1)

Tidakkah kita telah melihat bagaimana Allah SWT dengan sangat jelas menyampaikan dalam Al-Qur’an tentang sumpah-Nya akan waktu, seperti ayat-ayat diatas. Sudah sepatutnya kemudian kita berpikir, dan tidak perlu mempertanyakan lagi akan pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Waktu merupakan anugerah Allah SWT yang tidak ternilai harganya, bukan hanya dari segi duniawi saja tetapi waktu juga memiliki nilai ukhrawi. Di akhirat nanti, kita akan mempertanggungjawabkan tentang apa saja yang sudah dilakukan selama waktu hidup kita di dunia.

Rasulullah SAW pun pernah bersabda, “Tidaklah mata kaki seorang hamba di hari kiamat tergelincir sehingga akan ditanya umur yang dihabiskannya, ilmunya yang telah diamalkannya, hartanya dimana ia perolehnya dan kemana diinfakkannya, dan masa mudanya kemana ia pergunakannya”. 

“Al-Waqt ka al-saif. Fa in lam taqtha’haa qath’aka” — Waktu laksana pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya, ia akan menebasmu (Pepatah Arab).

Mari kita cermati bagaimana konsep waktu ini dipahami oleh Ilmuwan Muslim dulu sehingga lukisan karya mereka bisa mewarnai peradaban dunia. Imam Bukhari yang saat ini kita kenal dengan kitabnya Shahih Bukhari Muslim, telah menghabiskan seluruh waktunya untuk menghafal sekitar 100 ribu hadits.Ibnu Mas’ud, Sahabat Nabi yang dalam sejarah telah berhasil membunuh Abu Jahal dan dijuluki oleh nabi sebagai Pemuda Terdidik pernah mengatakan Aku belum pernah menyesali sesuatu seperti halnya aku menyesali tenggelamnya matahari, dimana usiaku berkurang namun amal perbuatanku juga tak kunjung bertambah”. The Great Philosopher, Ibnu Rusyd atau yang lebih dikenal dengan sebutan Averroes juga selama hidupnya menghabiskan waktu untuk terus belajar dan berkarya. Konon hanya dua malam yang tidak ia gunakan untuk belajar yaitu saat malam pernikahannya dan malam meninggal ayahnya. Demikianlah contoh sekelumit tokoh-tokoh peradaban islam dalam memahami waktu, sebagaimana diajarkan di dalam ajaran Islam.

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Alloh akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Mujadalah 11)

Selain waktu, satu hal yang perlu kita cermati lagi sebagai seorang muslim adalah kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. Apa rahasia peradaban-peradaban dunia mengalami kemajuan yang luar biasa? Kita melihat kembali sejarah peradaban Islam semenjak kekuasaan dinasti abbasiyah, saat itu umat Islam berhasil melakukan proses penyerapan ilmu pengetahuan yang luar biasa. Ditemukannya Kertas di Cina saat itu mengakibatkan ilmu pengetahuan terhebat dari seluruh dunia dapat diduplikasi dan bisa didapatkan dengan mudah. The Golden Age Of Science, merupakan masa dimana Ilmu Islam mencapai puncak kegemilangannya. Masa itu berada saat Kekhalifahan Harun Al Rasyid dan Al-Ma’mun. Kedua Khalifah tersebut sangatlah mencintai ilmu pengetahuan, Harus Al Rasyid adalah seorang intelektual dan pembelajar sejati yang selalu haus akan ilmu. Dialah yang memepelopori untuk memajukan pendidikan, mendirikan perpustakaan, pusat-pusat kajian ilmu dan memberikan penghargaan yang luar biasa kepada ilmuwan di zamannya. Pada zamannya kaum intelektual merupakan kamu yang paling dihormati di seluruh negeri.

Puncak peradaban Islam dalam bidang sains kemudian dapat dilihat pada zaman khalifah Al-Ma’mun. Beliau berusaha membuka akses yang seluas-luasnya agar ilmu pengetahuan dari seluruh dunia bisa dipelajari oleh ummat Islam. Beliau mengirimkan ilmuwan-ilmuwan terbaiknya untuk belajar ke pusat-pusat pengetahuan dunia, beliau juga membeli ribuan buku terbaik yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab. Buku-buku tersebut selanjutnya dipelajari oleh ilmuwan-ilmuwan muslim, sehingga tradisi keilmuan Islam benar sangatlah terasa pada zaman khalifah Al-Ma’mun. Khalifah Al-Ma’mun berhasil menunjukkan bahwa buku dan ilmu pengetahuan sama berharganya dengan kemenangan dalam sebuah peperangan. Tak heran, tokoh-tokoh peradaban Islam lahir ketika zaman beliau sepertiAl-Khawarizmi, Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Haitham, Ibnu Battuta, Ibnu Rusyd, dll.

Rasululah SAW bersabda, “Kelebihan seorang yang berilmu terhadap ahli ibadah adalah seperti bulan purnama terhadap seluruh bintang-bintang di langit, satu bab dari ilmu yang dipelajari seseorang adalah lebih baik baginya dari dunia dan isinya, sehingga menuntut ilmu menjadi wajib atas tiap-tiap muslim; menghadiri majelis orang-orang berilmu, lebih utama daripada mendirikan shalat seribu raka’at, mengunjungi seribu orang sakit dan berta’ziah seribu jenazah; barangsiapa wafat seseorang yang menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam, antara dia dengan Nabi-nabi di dalam surga jaraknya hanya satu tingkat.

Sudah seyogyanya saat ini kita, sebagai umat muslim perlu merefleksikan kembali kerya-karya peradaban pendahulu-pendahulu kita. Kemudian merancang kembali akan peran kita dalam melukis dan mewujudkan kembali peradaban Islam. Keteladanan ilmuwan muslim terdahulu akan berharganya waktu dan kecintaannya terhadap ilmu nampaknya cukup untuk membuat kita sadar dan berpikir, apa yang kemudian akan kita lakukan?

Menghidupkan kembali Tradisi Keilmuan Islam memang bukan pekerjaan mudah, dibutuhkan aktor-aktor yang siap mengorbankan waktunya untuk mencintai ilmu pengetahuan. Sejarah teleh mencatat, bahwasanya tumbuhnya peradaban berawal dari tumbuhnya tradisi keilmuan karena substansi sebuah peradaban adalah ilmu pengetahuan. Konsep waktu dan cinta ilmu merupakan dua variabel penting yang sudah seyogyanya umat muslim sekarang pahami dan terapkan dalam kehidupan, agar tidak menjadi orang-orang yang merugi. Secara sederhana, untuk meneruskan cita-cita peradaban islam mari kita dedikasikan seluruh harga waktu yang sudah diberikan Allah SWT untuk senantiasa meningkatkan kembali rasa cinta kita kepada ilmu pengetahuan.

Apakah kita siap?

Saya akan menjawab, “Saya Siap”.

Karena Allah telah menjanjikan “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata” (QS. Al Fath : 1)


Oleh :  Ardian Fajar PrastyawanMahasiswa Institute Teknologi Bandung dan Koordinator PMLDK (Pelatihan Manajemen Lembaga Dakwah Kampus) FSLDK Indonesia