MAKA NIKMAT RABBMU MANAKAH YANG KAU DUSTAKAN

"Milik-Nyalah pembendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yg Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu" Qs Asy-Syura' :12

KENIKMATAN TERINDAH ADALAH KETIKA DAPAT MELIHAT WAJAH ALLAH

"Allah menggembirakan mereka dengan menurunkan rahmat, kridoan dan syurga, mereka mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya" Qs At-Taubah:21

KENIKMATAN DUNIA HANYA SEMENTARA

"Ketauilah, sesungguhnya kehidupasn dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan....."Qs Al-Hadd:20

SYUKURI SEGALA NIKMAT YANG ALLAH BERIKAN

"Dan golongan kanan, alangkah muliannya golongan kanan itu. (mereka) berada diantara pohon bidara yang tidak berduri(jannah)..."Qs Al-Waqiah:27-28

TIDAKKAH SURGA MENGGIURKAN UNTUKMU??

"Didalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik dan jelita. Maka nikmat Rabbu yang manakah yang engkau dustakan" Qs Ar-Rahman:70-71

Friday 7 February 2014

Ilmu Tidak Diraih dengan Badan Malas

Ada sebuah kisah yang menarik yang dibawakan oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A'lamin Nubala' yang bisa jadi motivasi bagi setiap penuntut ilmu. Kisahnya adalah sebagai berikut:
وقال الرازي: وسمعت علي بن أحمد الخوارزمي يقول: سمعت عبد الرحمن بن أبي حاتم يقول: كنا بمصر سبعة أشهر، لم نأكل فيها مرقة، كل نهارنا مقسم لمجالس الشيوخ، وبالليل: النسخ والمقابلة.
قال: فأتينا يوما أنا (1) ورفيق لي شيخا، فقالوا: هو عليل، فرأينا في طريقنا سمكة أعجبتنا، فاشتريناه، فلما صرنا إلى البيت، حضر وقت مجلس، فلم يمكنا إصلاحه، ومضينا إلى المجلس، فلم نزل حتى أتى عليه ثلاثة أيام، وكاد أن يتغير، فأكلناه نيئا، لم يكن لنا فراغ أن نعطيه من يشويه.
ثم قال: لا يستطاع العلم براحة الجسد (2).


Ar Rozi berkata, "Aku pernah mendengar 'Ali bin Ahmad Al Khawarizmi menyatakan bahwa beliau pernah mendengar bahwa 'Abdurrahman bin Abu Hatim bercerita,
"Kami pernah berada di Mesir selama tujuh bulan dan kami tidak pernah menyantap makanan berkuah. Pada setiap siang, kami menghadiri majelis para Syaikh. Sedangkan di malam hari, kami menyalin pelajaran dan mendiktekannya kembali. Pada suatu hari, aku bersama sahabatku ingin menemui seorang guru (Syaikh). Namun di tengah perjalanan, ada yang berkata bahwa guru tersebut sedang sakit. Lantas di tengah perjalanan, kami melihat ikan yang menarik hati kami. Kami pun membelinya. Ketika tiba di rumah, ternyata datang lagi waktu bermajelis, sehingga kami belum sempat mengolah ikan yang dibeli tadi. Kami pun langsung berangkat ke majelis. Demikian terus berlangsung hingga tiga hari. Akhirnya ikan itu membusuk. Lantas kami pun memakannya seperti itu dalam keadaan mentah. Saat itu kami tidak sempat memberikannya kepada seseorang untuk membakarnya. Kemudian 'Abdurrahman bin Abu Hatim berkata, "Laa yustatho'ul 'ilmu bi rohatil jasad" (Ilmu -agama- tidaklah bisa diraih dengan badan yang bersantai-santai). (Siyar A'lamin Nubala', 13/266)
Saudaraku ... inilah kisah dari ulama salaf dahulu sebagai motivasi bagi kita saat ini. Beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari sepenggal kisah di atas:
1. Perlu pintar-pintar membagi waktu antara urusan dunia dan urusan agama.
2. Setiap orang memang akan sibuk dengan urusan dunianya untuk mencari penghidupan, namun mereka punya kewajiban untuk mempelajari agama. Terlebih lagi ada ilmu yang setiap individu wajib mempelajarinya yang membuat Islamnya sah dan tidak sampai meninggalkan kewajiban atau menerjang larangan Allah.
3. Di saat kita berada di sekeliling ahli ilmu, maka kita jangan sampai melalaikan dari menimba ilmu dari mereka. Semisal ketika kita berada di sekeliling ahli ilmu di Saudi sana, saat kita menimba ilmu di tanah Arab, itu adalah waktu terbaik untuk meraih ilmu diin (ilmu agama) karena jika kita kembali ke negeri sendiri tidak mungkin kita mendapatkan ilmu semisal di sini. Setiap waktu kita saat itu mesti pintar-pintar dibagi.
4. Waktu teramat berharga, terlebih lagi bagi seorang penuntut ilmu. Sedetik pun jangan sampai dilewatkan dalam ilmu, amalan dan dakwah.
5. Ilmu agama tidak bisa diraih dengan badan yang bersantai-santai atau bermalas-malasan. Seluruh kemampuan yang kita curahkan untuk belajar Islam, itu belum tentu kita bisa meraih semua ilmu. Apalagi jika kita hanya mencurahkan separuh atau kurang dari itu.
6. Setiap orang beriman atau seorang penuntut ilmu diin akan mendapati cobaan dalam hidupnya. Seperti kisah di atas, mereka mendapati cobaan sampai memakan ikan yang busuk karena tidak ada santapan lainnya dan karena semakin sibuknya waktu untuk belajar.

Semoga Allah menganugerahkan waktu kita terus terisi dengan hal yang bermanfaat dan berpahala serta terisi terus dengan belajar Islam hingga liang lahad.
Wallahu waliyyut taufiq.

Tuesday 4 February 2014

7 Kebiasaan Sehat Rasul Sepanjang Hari

BERAPA kali dalam setahun Anda jatuh sakit? Sehat, bagi orang Islam, merupakan akumulasi beberapa hal; cukup tidur, makanan yang baik, olahraga teratur, dan menjauhi maksiat—selain juga mendekatkan diri dengan Allah SWT. Menurut banyak riwayat, Rasululllah Muhammad SAW hanya sakit selama satu hari dalam hidupnya, yaitu ketika menjelang wafatnya beliau. Ada juga yang meriwayatkan, Beliau SAW sakit dua kali.
Selidik punya selidik, Rasul ternyata mempunyai setidaknya tujuh kebiasaan yang selalu beliau tuinaikan dalam kesehariannya.

1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH
Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu,sholat subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yang mendalam antara lain :
- Berlimpah pahala dari Allah.
- Kesegaran udara subuh yg bagus utk kesehatan/ terapi penyakit TB.
- Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan.
2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN
Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jumaat beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. “Mandi pada hari Jumaat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman,” (HR Muslim).
3.TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN
Sabda Rasul :
“Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)”(Muttafaq Alaih).
Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda : Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan
4. GEMAR BERJALAN KAKI
Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir,pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung
5. TIDAK PEMARAH
Nasihat Rasulullah : “Jangan Marah”diulangi sampai 3 kali. Ini menunujukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatanjiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah :
- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
- Membaca Ta ‘awwudz, karena marah itu dari Syaithon
- Segeralah berwudhu
- Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati
6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA
Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT
7. TAK PERNAH IRI HATI
Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat.
So, berminat hidup sehat sepanjang tahun?